Kurangi Shortfall Pajak, Menkeu Kirim Pizza ke KPP yang Capai Target

Arief Kamaludin|Katadata
Penulis: Desy Setyowati
20/12/2017, 20.58 WIB

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) terus berupaya mengejar target penerimaan pajak dalam sisa kurang dari satu bulan tahun ini. Harapannya, selisih realisasi penerimaan terhadap target (shortfall) pajak tahun ini setidaknya hanya Rp 110 triliun – Rp 130 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani akan memberi penghargaan khusus bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berprestasi.

Target pajak tahun ini ditetapkan sebesar Rp 1.283,6 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan kementeriannya mampu mengumpulkan penerimaan sekitar Rp 1.153,6 triliun – 1.173,6 triliun atau 89,9 – 91,4 persen dari target.

Hingga 15 Desember lalu, realisasi penerimaan pajak baru mencapai Rp 1.008,8 triliun atau sekitar 81 persen dari target. Pencapaian ini belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) minyak dan gas (migas) yang sebesar Rp 49,6 triliun. Jika dihitung dengan PPh migas, maka total penerimaan pajaknya sudah mencapai Rp 1.058,4 triliun.

Lebih detail lagi, PPh nonmigas sudah mencapai Rp 561,8 triliun dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Rp 424 triliun. Lalu Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang mencapai Rp 16,5 triliun, serta pajak lainnya Rp 6,4 triliun. (Baca: Kepatuhan Meningkat, Penerimaan Pajak di Luar Tax Amnesty Tumbuh 14,5%)

"Kami memperkirakan dua minggu ke depan masih ada tambahan penerimaan sekitar lebih dari Rp 100 triliun. Itu sudah diidentifikasikan. Maka estimasi shortfall (pajak) kami ada di kisaran Rp 110-Rp 130 triliun," kata dia saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (20/12).

Dalam 10 hari terakhir ini Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak mesti mengumpulkan penerimaan Rp 95,2 - 115,2 triliun. Supaya di akhir tahun bisa mencapai proyeksi shortfall pajak senilai Rp 110-130 triliun.

Setidaknya, ada tiga strategi yang akan dilakukan untuk mengejar target shortfall pajak ini. Pertama, mengkaji penerimaan pajak secara reguler dari korporasi dan orang pribadi. Kedua, melihat semua sektor terutama yang mendapat efek positif dari harga komoditas yang naik, seperti pertambangan.

(Baca: Pajak Sudah Tembus Rp 1.000 Triliun, Shortfall 2017 Bisa Lebih Kecil)

Ketiga, memberikan target kepada setiap KPP berdasarkan data hasil program amnesti pajak dan potensi penerimaannya. "Kami gunakan seluruh data yang ada. Seluruh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) sudah ditetapkan berdasarkan target mereka dan kami attract berapa yang bisa mendekati target itu. Mereka yang sudah capai 100 persen dikirimi Pizza. Itu strategi khusus," kata Sri.

Ketiga strategi ini penting, mengingat dirinya berkomitmen untuk tidak melakukan ijon pajak. "Kalau mau kelihatan keren bisa saja kami ijon. Tapi itu tidak sesuai. Tapi Ditjen Pajak dan semua tim masih melihat secara detail potensi penerimaan. Itu dilakukan Ditjen Pajak sampai akhir tahun nanti," ujarnya.

(Kementerian Keuangan)