Nilai tukar rupiah tertekan mulai akhir September lalu, melemah dari kisaran Rp 13.300 per dolar Amerika Serikat (AS) menjadi Rp 13.500-an. Bahkan, nilai tukar rupiah sempat menembus Rp 13.600-an. Namun, Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo melihat peluang nilai tukar rupiah lebih stabil ke depan.
Agus menjelaskan, selama ini, pelemahan nilai tukar rupiah lebih banyak disebabkan oleh faktor eksternal. Adapun mulai akhir September lalu, pergerakan nilai tukar rupiah terjadi lantaran adanya arus keluar modal asing dari pasar keuangan guna mengantisipasi pemilihan Gubernur baru bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Meski begitu, ia berpendapat, volatilitas nilai tukar rupiah terjaga. Adapun depresiasinya sepanjang tahun (year to date) kurang dari 0,5%. "Kondisi kita secara umum baik dan meyakini sampai akhir tahun tetap terjaga karena sudah ada kepastian bahwa (Donald) Trump menunjuk (Jerome Hayden) Powell jadi Chairman The Fed," kata Agus di Kementerian Keuangan, Jalarta, Senin (20/11).
Agus berharap, gaya komunikasi Powell tetap baik sehingga gejolak nilai tukar tidak meningkat ke depan. "Kami mengharapkan The Fed akan mempunyai komunikasi baik seperti periode lalu dan ini baik untuk menjaga stabilitas keuangan dunia," ucapnya. (Baca juga: Waspadai Risiko Domestik dan Global, BI Tahan Suku Bunga Acuan 4,25%)
Sebelumnya, Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan volatilitas nilai tukar rupiah sudah kembali normal pada November ini. "Saat Oktober, volatilitas (rupiah) naik, misalnya ke 8%. Sekarang sudah back to normal lagi. Sudah di 2-3%" kata dia.
Menurut dia, tekanan mereda lantaran pelaku pasar memprediksi, di bawah kepemimpinan Powell, kenaikan bunga dana AS bakal terukur. “Suku bunga AS tetap naik, tapi naik yang terukur. Maka pasar kembali tenang," kata Mirza. Adapun pelemahan nilai tukar pada Oktober lalu membuat cadangan devisa tergerus untuk intervensi.
Pada perdagangan Senin (20/11), nilai tukar rupiah ditutup di level 13.529 per dolar AS atau melemah tipis 0,01% dibandingkan sehari sebelumnya.