Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan ekonomi di kuartal III 2017 lebih baik dibandingkan dua kuartal sebelumnya. Prediksi BI, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,17%, melebihi kuartal I dan II yang sebesar 5,01%.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, pertumbuhan ekonomi berpontesi semakin tinggi di kuartal IV. "Kuartal III sekitar 5,1-5,2% dan kuartal IV 5,3-5,4%," kata dia usai menghadiri acara Economic Outlook di Graha Niaga, Jakarta, Selasa (31/10).
Dalam seminar, ia memaparkan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,17% tersebut disokong oleh perbaikan pertumbuhan di seluruh komponen pendukungnya. Konsumsi rumah tangga diprediksi tumbuh 5,01% atau lebih baik dari kuartal sebelumnya 4,98%. (Baca juga: Dana Nasabah Naik Tinggi, Ekonom Klaim Daya Beli Masyarakat Kuat)
Lalu, konsumsi pemerintah diprediksi tumbuh 3,2%, berbalik dari kuartal sebelumnya yang tercatat minus 1,93%. Investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) diprediksi tumbuh 5,38%, sedikit lebih baik dari kuartal sebelumnya yang sebesar 5,35%. (Baca juga: Jaga APBN, Pemerintah Gencar Buat Skema Baru Pembiayaan Infrastruktur)
Sementara itu, ekspor diprediksi tumbuh 7,08%, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 3,36% dan impor 5,16%, jauh meningkat dari kuartal sebelumnya 0,55%. Adapun perbaikan ekspor dan impor diklaim sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang diproyeksi lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Di lain kesempatan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati justru optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV bisa melampaui 5,18%. Salah satu penyokongnya, konsumsi rumah tangga yang membaik. Hal itu tercermin dari penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang masih tumbuh. (Baca juga: Dirjen Pajak Tanggapi Ide Pembebasan PPN untuk Genjot Minat Belanja)
"Kami ekspektasinya di kuartal III dan IV ini akan meningkat, lebih tinggi dari 5,18%. Akan mendekati 5,4%. Jadi, secara total pertumbuhan ekonomi tahun ini akan di sekitar 5,17%," ucapnya. Adapun prediksi tersebut lebih rendah dibandingkan asumsi pertumbuhan ekonomi dalam revisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang sebesar 5,2%.