Pertemuan IMF - World Bank 2018 Bakal Tetap Digelar di Bali

ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Wisatawan berfoto di Pura Besakih, Kabupaten Karangasem, Bali, yang berjarak enam kilometer dari kawah Gunung Agung atau kawasan rawan bencana, Jumat (20/10).
Editor: Yuliawati
20/10/2017, 20.34 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memastikan penghelatan pertemuan International Monetary Fund (IMF) - World Bank  tahun 2018 akan tetap digelar di Bali. Pemerintah sempat mengkaji rencana perpindahan lokasi acara pertemuan IMF-Bank Dunia karena aktivitas Gunung Agung yang berstatus awas.

"Fix tetap di Bali," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Jumat (20/10).

Meski telah menetapkan tak akan ada perubahan lokasi penghelatan IMF-WB, Luhut mengatakan pada Senin pekan depan akan mengadakan rapat dengan instansi terkait untuk mengevaluasi status Gunung Agung. Apalagi menurutnya energi aktivitas gunung tersebut semakin turun.

"Rata-rata sejak status awas dalam dua minggu sudah erupsi. Namun ini agak panjang (tetapi tidak erupsi)," kata Luhut.

(Baca: Bertemu Setnov, Luhut & Sri Mulyani Jelaskan Biaya Acara IMF-WB)

Sebelumnya pemerintah sempat mengkaji rencana perpindahan lokasi acara pertemuan IMF-World Bank. Luhut bulan lalu menyatakan membahas rencana ini bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

Satu-satunya opsi perpindahan lokasi pertemuan yang dimungkinkan untuk menggelar acara ini hanya di Jakarta. "Tidak ada lagi yang lain (sanggup) kalau harus menggelar pertemuan ribuan orang," kata Luhut bulan lalu.

Sedangkan Gubernur Bali Made Mangku Pastika meyakini potensi erupsi Gunung Agung saat ini tak akan berdampak pada sektor pariwisata di pulau tersebut. Dia menilai dampak maksimum letusan Gunung Agung di luar debu hanya radius 12 kilometer. Bahkan, 64 dari 78 desa di kabupaten Karangasem tidak terdampak langsung letusan gunung berapi yang terakhir erupsi tahun 1963 tersebut.

"(Kabupaten) Karangasem masih dalam zona aman, jadi jangan dipikir dahsyat betul sehingga pariwisata terancam," kata Pastika usai rapat dengan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp 817 miliar yang akan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018. (Baca: Jakarta Jadi Lokasi Cadangan Acara IMF-World Bank 2018)

Luhut menjelaskan pemerintah menargetkan meraup dana sebesar US$ 115 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun dari penghelatan pertemuan IMF-Bank Dunia. Perkiraan pendapatan ini berasal dari kedatangan pengunjung dalam pertemuan tersebut yang mencapai 15 ribu orang.

Dia menghitung, setiap pengunjung akan menghabiskan sekitar Rp 4 juta per hari selama seminggu. "Jadi itu hitungan yang bisa dijelaskan," kata Luhut, usai pertemuan membahas anggaran penghelatan dengan DPR.

Luhut menjelaskan dari dana yang dibutuhkan sebesar Rp 817 miliar, sekitar Rp 300 miliar akan digunakan untuk membeli fasilitas komputer serta kursi dalam menunjang helatan besar itu. Usai acara, berbagai fasilitas tersebut akan disalurkan kepada sekolah di wilayah Indonesia yang memerlukan.

"Jadi yang kami pakai betul (habis untuk acara) sekitar Rp 400 miliar," ujar Luhut. (Baca: Pemerintah Bidik Tiga Target dari Pertemuan IMF-World Bank 2018)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution