Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani membahas anggaran penghelatan pertemuan International Monetary Fund (IMF) - Bank Dunia dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Pertemuan yang juga dihadiri Ketua DPR Setya Novanto menyepakati anggaran penghelatan IMF-WB pada Oktober 2018 mendatang sebesar Rp 817 miliar bersumber Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2018.
Sri Mulyani menjelaskan kedatangannya bersama Luhut untuk menjelaskan kepada Setya Novanto dan para pimpinan lembaga legislatif lainnya, mengenai pentingnya acara tersebut. Dirinya bersyukur dalam pertemuan baik Badan Anggaran (Banggar) maupun para pimpinan DPR memahami kebutuhan akan acara tersebut.
"Jadi dari penganggaran kami akan menggunakan APBN 2018 oleh DPR dan akan diawasi (penggunaannya)," kata Sri Mulyani, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/10) malam. (Baca: Jakarta Jadi Lokasi Cadangan Acara IMF-World Bank 2018)
Luhut menjelaskan pemerintah menargetkan meraup dana sebesar US$ 115 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun dari penghelatan pertemuan IMF-Bank Dunia. Perkiraan pendapatan ini berasal dari kedatangan pengunjung dalam pertemuan tersebut yang mencapai 15 ribu orang.
Dia menghitung, setiap pengunjung akan menghabiskan sekitar Rp 4 juta per hari selama seminggu. "Jadi itu hitungan yang bisa dijelaskan," kata Luhut.
Luhut menjelaskan dari dana yang dibutuhkan sebesar Rp 817 miliar, sekitar Rp 300 miliar akan digunakan untuk membeli fasilitas komputer serta kursi dalam menunjang helatan besar itu. Usai acara, berbagai fasilitas tersebut akan disalurkan kepada sekolah di wilayah Indonesia yang memerlukan.
"Jadi yang kami pakai betul (habis untuk acara) sekitar Rp 400 miliar," ujar Luhut. (Baca: Anggaran Acara IMF-World Bank Rp 810 M, Sri Mulyani Dikritik DPR)
Dirinya juga menyampaikan hal yang cukup penting adalah acara tersebut akan dijadikan ajang promosi Indonesia, mulai dari skema pembiayaan infrastruktur hingga turisme. Bahkan Luhut memberitahu bahwa Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde akan menyelam di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
"Belum pernah dalam sejarah Bank Dunia dan IMF, ketuanya tiga kali datang ke Indonesia. Itu menunjukkan pandangan positifnya terhadap Indonesia," ujarnya.
Adapun Setya Novanto menyatakan tidak masalah dengan usulan anggaran pemerintah yang akan digunakan dalam helatan acara ini. Dia hanya menjelaskan DPR tentunya akan mengevaluasi penggunaan dana setelah acara ini rampung.
"Kami puas dengan penjelasan (Luhut dan Sri Mulyani) dan ini merupakan kesempatan bagi Indonesia," katanya. (Baca: Pemerintah Bidik Tiga Target dari Pertemuan IMF-World Bank 2018)