BPS: Indeks Kebahagiaan Indonesia Naik, Orang Lajang Paling Bahagia

ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan
Pengunjung kawasan wisata Taman Hutan Kenali, Jambi.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
15/8/2017, 14.04 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data indeks kebahagiaan penduduk Indonesia pada 2017. Hasil survei menunjukkan orang Indonesia cukup bahagia dengan indeks sebesar 70,69 pada skala 0-100.

"Hasilnya 70,69, semakin mendekati 100 akan semakin bagus. Kita cukup bahagia," kata Ketua BPS Suhariyanto di Kantor BPS Pusat, Selasa (15/8).

Metode pengukuran indeks kebahagiaan 2017 mengalami perubahan dibandingkan survei terakhir pada 2014. Pada 2014 indeks kebahagiaan hidup hanya mengukur dengan menggunakan dimensi kepuasan hidup. Sementara pada 2017 bertambah dengan dimensi perasaan dan makna hidup.

"Indeks dimensi kepuasan hidup 71,07, indeks dimensi perasaan 68,59 dan indeks makna hidup 72,23. Seluruh indeks dimensi diukur pada skala 0-100," kata Suhariyanto.

(Baca: BPS Catat Optimisme Konsumen dan Pebisnis Melemah di Kuartal III)

Bila dibandingkan dengan indeks 2014 dan menggunakan metode yang sama, maka indeks 2017 sebesar 69,51 atau mengalami peningkatan 1,23 poin dibandingkan indeks kebahagiaan 2014 sebesar 68,28.

Berdasarkan indikator indeks kebahagiaan, penduduk Indonesia paling tidak puas dengan tingkat pendidikan dan keterampilannya dengan angka 59,90. "Perlu ada polesan, harus ditingkatkan," kata Suhariyanto.

Sementara indikator paling tinggi pada keharmonisan keluarga dengan angka 80,05, selanjutnya pada keadaan lingkungan sebesar 76,09.

BPS juga membuat perbandingan indeks kebahagiaan berdasarkan klasifikasi wilayah, jenis kelamin, status perkawinan dan kelompok umur.

Dari data tersebut terungkap bahwa orang yang belum menikah (single) ternyata memiliki angka indeks kebahagiaan tertinggi dari status perkawinan lainnya.

Berdasarkan hasil survei, penduduk yang belum menikah atau lajang lebih tinggi memiliki indeks 71,53. Sementara penduduk dengan status menikah memiliki indeks kebahagian 71,09, penduduk dengan status cerai hidup (67,83) dan penduduk dengan status cerai mati (68,37).

 (Baca juga: Kinerja Ekspor Kembali Melambat, Ekonomi Kuartal II Stagnan 5,01%)

"Orang yang belum menikah itu lebih bahagia. Yang paling tidak bahagia itu cerai hidup," kata Suhariyanto.

Dari kategori jenis kelamin, hasil survei menunjukkan laki-laki lebih bahagia dengan indeks kebahagian hingga 71,12 dibandingkan perempuan dengan indeks 70,30. "Hasil ini tidak berubah sejak survei 2012," kata Suhariyanto.

Adapun berdasarkan wilayah, masyarakat kota memiliki indeks kebahagiaan 71,64 atau lebih tinggi dari masyarakat desa dengan indeks kebahagiaan 69,57.

Berdasarkan sebaran menurut provinsi, penduduk Maluku Utara memiliki indeks kebahagiaan paling tinggi sebesar 75,68 atau lebih dari 5 poin dibandingkan rata-rata indeks kebahagiaan nasional.

Provinsi dengan indeks kebahagiaan paling rendah adalah Papua (67,52), Sumatera Utara (68,41) dan Nusa Tenggara Timur (68,98).