Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai wajar laju inflasi Juli lalu rendah. Meski enggan mengomentari langsung soal perekonomian saat ini, dia mengatakan inflasi pada masa setelah lebaran memang kerap menurun.
Menurutnya usai hari raya masyarakat memang menahan belanjanya, sehingga ada penurunan permintaan seperti saat ini. Selain itu periode pertengahan tahun seperti Juli merupakan masa-masa memasuki pembayaran sekolah anak, sehingga para orang tua menahan belanjanya.
(Baca: Terendah dalam 6 Tahun, Inflasi Juli 0,22% Akibat Uang Sekolah)
Ketika ditanya apakah inflasi yang rendah ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun, Darmin enggan menjawab. Dia mengatakan tidak perlu ada asumsi yang belum tentu terjadi, sebelum Badan Pusat Statistik mengumumkan semua data-data ekonomi pada periode tersebut.
"Tapi saya menolak atau konfirmasi hal itu (rendahnya inflasi dipengaruhi daya beli yang turun). Tunggu saja data (pertumbuhan ekonomi) minggu depan," kata Darmin di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/8).
(Baca: Penjualan KFC, Indomaret, Sari Roti Turun 50% Akibat Daya Beli Lemah)
BPS baru saja mengumumkan angka inflasi pada bulan Juli 2017 yang hanya mencapai 0,22%. Ini merupakan angka terendah dalam enam tahun terakhir. “Ini merupakan inflasi yang terendah pascalebaran,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (1/8).
Pada tahun lalu, inflasi pada Juli tercatat sebesar 0,69%, kemudian berturut-turut di tahun 2015 sebesar 0,93%, tahun 2014 sebesar 0,93%, tahun 2013 sebesar 3,29%, dan 2012 sebesar 0,7%.
(Baca: Minta Inflasi Terus Ditekan, Jokowi: Dulu Harga Naik Dianggap Biasa)
Faktor utama pendorong inflasi Juli 2017 adalah pengeluaran para orang tua untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Hariyanto mengatakan pada pergantian tahun ajaran, sumbangan kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi, dan olahraga terhadap inflasi sebesar 0,62%.