Pemerintah terus mempersiapkan secara matang perhelatan akbar pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang akan digelar di Bali pada tahun depan. Sebagai tuan rumah, pemerintah memfokuskan tiga hal yang akan dibahas pada pertemuan ini.
Pertama, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, membangun impresi bahwa Indonesia saat ini sebagai negara berkembang memiliki fokus dalam sisi pembangunan. Oleh karenanya, tantangan akan pembangunan di Indonesia akan didorong menjadi pembahasan dalam pertemuan tersebut.
"Kedua, Bali karena sudah terkenal, tentu mereka akan memperkirakan (acara) ini akan terorganisasi dengan baik, diselenggarakan dengan baik dan dijamu dengan baik. Maka, kami persiapkan," ujar Sri Mulyani saat konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (13/6).
(Baca: Menkeu ke Amerika Bahas Masalah Ekonomi di Pertemuan Bank Dunia)
Ketiga, memanfaatkan momentum Indonesia yang telah memperoleh peringkat layak investasi atau investment grade dari lembaga pemeringkat dunia, untuk menarik investasi. Ini dilakukan dengan memaparkan berbagai program pembangunan pemerintah. Bukan hanya infrastruktur, dari sisi pendidikan, kesehatan, dan sosial juga akan dipaparkan.
Dalam pertemuan tersebut, akan dipaparkan bahwa untuk membangun Indonesia dengan pertumbuhan yang lebih tinggi, tidak semua bisa dilakukan pemerintah. Partisipasi dan peran swasta juga sangat penting. Dalam pertemuan pemerintah akan menawarkan beberapa program yang mungkin bisa sejalan dengan program IMF dan World Bank.
(Baca: IMF-Bank Dunia Nilai Indonesia Perlu Perbaiki Komunikasi Soal Krisis)
Sri mengaku perhitungan kebutuhan anggaran penyelenggaraan acara ini masih belum final, tapi jumlahnya diperkirakan mencapai Rp 1 triliun. Kementerian Keuangan memberikan batas waktu hingga bulan ini bagi kementerian dan lembaga terkait menginventarisasi kebutuhannya masing-masing. Terutama terkait dengan percepatan revitalisasi dan pembangunan infrastruktur penunjang seperti Bandara, Jalan, Jembatan, hingga Hotel tempat penyelenggaraan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo sempat menjelaskan pertemuan tahunan World Bank-IMF akan digelar di Bali dan dihadiri oleh sekitar 15 ribu peserta lebih. Sedikitnya akan hadir Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 negara. Selain itu, akan ada perwakilan dari organisasi-organisasi internasional, pimpinan perbankan internasional, akademisi dari berbagai negara, serta petinggi berbagai perusahaan terkemuka dunia.
Selain itu, Agus mengatakan, berbagai pihak terkait ini juga akan menggelar acara voyage to Indonesia yang dilakukan untuk menyambut pertemuan tersebut. "Kegiatan voyage to Indonesia bukan hanya dikonsentrasikan di Bali namun di kota-kota lain di Indonesia," ujarnya.
Secara umum, rangkaian kegiatan utama pertemuan tersebut, terdapat tiga pertemuan utama yaitu IMF-World Bank Plenary Session, International Monetary and Financial Commitee (IMFC), dan Worid Bank Development Committee (DC). lMF-WB Plenary Session merupakan pertemuan puncak yang diikuti oleh seluruh pimpinan delegasi, serta seluruh pimpinan manajemen IMF dan WB.
(Baca: Persiapan Pertemuan IMF 2018 di Bali Akan Dipayungi Keppres Jokowi)
Pertemuan utama lainnya adalah IMFC yang diikuti oleh para Gubernur Bank Sentral yang mewakili negara di beberapa kawasan, serta pertemuan World Bank Development Committee (DC) yang diikuti oleh Menteri Keuangan anggota World Bank. IMFC beranggotakan 24 Gubernur Bank Sentral yang mewakili seluruh anggota IMF, bertugas memberikan masukan mengenai berbagai isu yang mempengaruhi perekonomian global serta memberikan arahan program kerja IMF ke depan.
Sementara DC beranggotakan 24 Menteri Keuangan yang mewakili seluruh anggota IMF-World Bank. dan bertugas memberikan masukan kepada Dewan Gubernur IMF dan World Bank mengenai isu perkembangan ekonomi di negara-negara berkembang.