Pertumbuhan ekonomi 2017 terancam stagnan di level 5 persen, sama dengan 2016. Penyebabnya, daya beli masyarakat kemungkinan akan menurun imbas membengkaknya inflasi. Pangkal masalahnya adalah kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk golongan 900 volt ampere (VA).
Berdasarkan perhitungan Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto, kenaikan TDL bisa mendorong inflasi sebesar 1 persen. Hal ini akan berimplikasi pada penurunan potensi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1 persen. Maka itu, ia menilai target pemerintah yang sebesar 5,1 persen kelewat tinggi.
“Saya enggak yakin pemerintah sudah hitung (kenaikan) TDL dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,1 persen (2017),” tutur Eko usai acara Economi Outlook 2017 di kantornya, Jakarta, Kamis (29/12). Karena kenaikan TDL ini ia memperkirakan ekonomi hanya tumbuh lima persen di 2017. (Baca juga: Sederet Persoalan Domestik Mengancam Ekonomi Tahun Depan)
Ia menjelaskan, Karena adanya tambahan biaya untuk energi, pelanggan listrik golongan ini kemungkinan akan mengurangi konsumsinya untuk keperluan lain. Padahal, konsumsi rumah tangga merupakan kontributor terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sekadar catatan, jumlah pelanggan listrik golongan 900 VA mencapai 22,9 juta. Namun, mayoritasnya yaitu sebanyak 18,8 juta tergolong mampu.
Selain karena inflasi, stagnannya pertumbuhan ekonomi juga disebabkan investasi dari swasta yang belum akan meningkat. (Baca juga: Jaga Daya Beli, Harga Premium dan Solar Tahun Baru Tak Berubah)
Sebelumnya, Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung mengatakan, langkah pemerintah mencabut subsidi listrik golongan 900 VA bisa menambah inflasi sebesar 0,95 persen.
Namun, menurut Juda, inflasi masih bisa diatasi bila pemerintah tidak menaikkan harga elpiji 3 kilogram dan mencabut subsdi listrik untuk golongan 450 VA. "Kalau semua dinaikkan, tahun depan ada risiko (inflasi melebihi 5 persen)," kata Juda.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati masih optimis konsumsi rumah tangga tetap bisa tumbuh sekitar lima persen tahun depan meskipun ada kenaikan inflasi. Sebab ia memastikan adanya koordinasi dengan BI untuk menjaga inflasi sesuai target yakni 3-5 persen. (Baca juga: Asosiasi Pengusaha Ritel Targetkan Pertumbuhan 10 Persen di 2017)
“Target pertumbuhan 5,1 persen itu menggambarkan suatu titik yang seimbang antara optimsime dan kehati-hatian,” ujar dia.