Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I-2016 Meleset di Bawah Target

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
4/5/2016, 11.42 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 hanya sebesar 4,92 persen. Pencapaian ini di bawah target Bank Indonesia (BI) dan sejumlah ekonom yang semula memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di atas 5 persen.

Kepala BPS Suryamin menyatakan, pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 masih lebih baik dari kuartal sama tahun lalu yang sebesar 4,73 persen. Namun, jika dibandingkan secara kuartalan, pertumbuhan ekonomi di tiga bulan pertama tahun ini mengalami kontraksi atau turun 0,23 persen dibandingkan kuartal IV-2015 yang sebesar 5,04 persen.

Ia menjelaskan, kegiatan ekonomi dan sektoral biasanya baru dimulai sehingga belum mampu menopang pertumbuhan ekonomi kuartal I ini. Apalagi kalau pencapaiannya dibandingkan dengan kuartal IV-2015 yang kegiatan ekonomi sudah mencapai puncaknya. “Kalau pembandingnya dengan kuartal IV-2015 keadaannya sudah tinggi, karena ada penggenjotan dari sisi anggaran (pemerintah) dan swasta,” kata Suryamin dalam konferensi pers BPS mengenai pertumbuhan ekonomi kuartal I-2016 di Jakarta, Rabu (4/5).

(Baca: BI Perkirakan Ekonomi Kuartal I Tumbuh Hingga 5,2 Persen)

Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi kuartal I ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor dari luar negeri. Antara lain harga komoditas di pasar internasional rendah, ekonomi Cina melambat dari 6,8 persen menjadi 6,7 persen dan ekonomi Amerika Serikat masih stagnan.

Pertumbuhan ekonomi kuartal I ini di bawah target BI dan sejumlah ekonom. Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi Moneter BI Juda Agung menghitung, pertumbuhan ekonomi kuartal I bisa mencapai 5,1 hingga 5,2 persen. Pendorong utamanya masih bersumber dari belanja pemerintah. Belanja modal dan belanja barang pada kuartal I melonjak masing-masing 161 persen dan 56 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.

(Baca: Bank Dunia: Pertumbuhan Indonesia Tergantung Paket Ekonomi)

Kendati investasi dari swasta masih stagnan, Juda yakin akan meningkat pada paruh kedua tahun ini. Sebab, pembangunan infrastruktur oleh pemerintah sejak kuartal III tahun lalu biasanya baru akan berdampak terhadap peningkatan investasi swasta lima kuartal setelahnya.

Sebelumnya, Ekonom Bank Pembangunan Singapura (DBS) Gundy Cahyadi optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I mencapai 5,1 persen. Taksiran serupa disampaikan Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual. Sementara Ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan pertama tahun ini sebesar 5,1 persen.