KATADATA ? Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menyatakan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II (Persero) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) telah sepakat untuk mengaktifkan kembali jalur kereta di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.
?Mereka (Pelindo II) bicara sendiri dengan KAI, saya hanya fasilitasi dan (sudah) sepakat,? kata Jonan seusai rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Senin (14/9).
Perbedaan pandangan antara Pelindo II dan KAI terkait pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan Cikarang Dry Port. KAI menginginkan jalur kereta bisa masuk ke kawasan pelabuhan, sehingga dapat mengangkut kontainer antara 40 Twenty Foot Equivalent Units (TEUs)-60 TEUs sekali angkut.
Sedangkan Pelindo II lebih memilih membangun kanal Cikarang-Bekasi Laut sepanjang 40 kilometer (km). Direktur Utama Pelindo II R.J. Lino pernah menyampaikan, perseroan akan mulai membangun proyek kanal Cikarang-Bekasi Laut pada November tahun ini. Rencananya, proyek itu akan memakan investasi Rp 3,5 triliun. Nantinya, kanal itu akan dapat dilewati oleh dua tongkang dari arah berlawanan dengan kapasitas masing-masing antara 72 TEUs hingga 144 TEUs.
?Memang saat itu pandangan Pelindo II melihat bahwa jalur kereta (ke pelabuhan Priok) tidak akan berguna,? kata Jonan beberapa hari lalu.
Di kesempatan yang sama Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono menjelaskan, saat ini hanya tinggal 2 km lahan untuk pembangunan rel yang belum dibebaskan.
Kementerian Koodinator Bidang Kemaritiman akan berkoordinasi dengan Pelindo II untuk membebaskan lahan tersebut, yakni yang menghubungkan Jalan Pasoso ke dalam pelabuhan. ?Kalau dari Dry Port Cikarang sampai Jalan Pasoso ini sudah tersambung,? kata Agung.
Dia mengakui jika sebelumnya Pelindo II dan KAI tidak mencapai kesepakatan untuk menyambungkan rel ke dalam pelabuhan Tanjung Priok. Meskipun Cikarang Dry Port yang digunakan sebagai pelabuhan kontainer telah rampung dibangun pada 2007.
?Dugaan saya karena ini akan berpengaruh terhadap pendapatan Pelindo II. Kereta itu sekali jalan bisa menarik 60 kontainer, itu sama saja dengan 60 truk kontainer keluar,? kata Agung.
Persoalan ini mengemuka setelah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli pada Kamis (10/9) lalu membongkar beton yang menutupi rel kereta di Pelabuhan Tanjung Priok. Rizal menginginkan agar rel akses pelabuhan Tanjung Priok kembali diaktifkan untuk mempermudah arus kontainer. Langkah ini sekaligus untuk mengurangi masa tunggu bongkar muat (dwelling time).
?Tapi sama Pelindo II, jalur kereta ini ditutup, jadi nggak bisa masuk karena semakin banyak yang simpan barang di situ, pendapatannya semakin besar,? kata dia.