KATADATA ? Pemerintah menyatakan akan menawarkan 11 wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) tahun ini kepada investor yang berminat. Penawaran ini ditargetkan dapat dilakukan pada pertengahan bulan depan.
"Agustus pertengahan kalau bisa. Sekarang masih menunggu Surat Keputusan (SK) tim," kata Direktur Pembinaan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, Jumat (31/7).
Blok migas yang ditawarkan tersebut lebih banyak dari rencana pemerintah tahun ini. Pada awal tahun, Kementerian ESDM sempat menyebut akan menawarkan delapan WK. Saat ini ada tiga tambahan WK yang ditawarkan, yakni Blora Deep, Batu Ampar, Sentral Bangkanai.
(Baca: Pemerintah Ancam Cabut Izin 13 Kontraktor Migas)
Dia menyebut dari 11 WK yang tersebut, ada lima yang akan ditawarkan melalui lelang reguler. Sedangkan enam WK sisanya dilakukan penawaran langsung. Blok Rupat Labuhan di Sumatera Utara yang rencananya akan ditawarkan langsung, akhirnya dilelang secara reguler karena pemiliknya telah berganti.
"Blok Rupat itu karena jadwalnya mundur. Jadwal mundur karena saham kepemilikan 100 persen pindah ke perusahaan baru dari Talisman ke Repsol," ujar dia. (Baca: Jual-Beli Blok Migas Akan Ditertibkan)
Berikut ke 11 wilayah kerja tersebut :
A. Lelang Reguler
- Rupat Labuhan, Offshore Riau dan Sumatera Utara
- West Asri, Offshore Lampung
- Oti, Offshore Kalimantan Timur
- North Adang, Offshore Sulawesi Barat
- Kasuri II, Onshore Papua
B. Penawaran Langsung
- North Jabung, Onshore Riau dan Jambi
- South West Benggana, Onshore Kalimantan Timur
- West Berau, Offshore Papua Barat
- Blora Deep
- Batu Ampar
- Sentral Bangkanai.
Kementerian menyebut jumlah blok migas konvensional tiap tahunnya terus menunjukkan peningkatan. Dari 228 WK pada 2009, bertambah menjadi 320 WK pada 1 Juli 2014. Terdiri dari 58 WK produksi, 22 WK pengembangan dan 240 WK eksplorasi.
Meski demikian, minat investor terhadap WK migas yang ditawarkan pemerintah pada tahun lalu terluhat cukup rendah. Dari 21 WK migas yang ditawarkan tahun lalu, hanya 11 yang laku. Alasannya penawaran WK tersebut dilakukan saat harga minyak mulai menunjukkan tren penurunan.
10 WK yang tidak laku ini terdiri dari lima WK konvensional dan lima non-konvensional (shale gas). Lima WK konvensional, di antaranya Yamdena (Maluku), South Aru II (Maluku), Aru Through II (Maluku), North Central Java Offshore (Jawa Timur), dan Dolok (Papua). Sementara untuk WK non-konvensional yang tidak laku pada lelang tersebut, yaitu North Tarakan (Kalimantan Utara), Kutai (Kalimantan Timur), Jambi I, Jambi II, dan Shinta (Sumatera Selatan).