KATADATA ? Selama paruh pertama tahun ini, penyerapan anggaran belanja negara baru mencapai 33,1 persen dari target tahun 2015. Gara-gara rendahnya penyerapan anggaran ini, pertumbuhan ekonomi pun melambat. Pertumbuhan ekonomi hingga semester I cuma sebesar 4,9 persen.
Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan belanja kementerian dan lembaga (K/L) pada semester I 2015 diperkirakan baru mencapai Rp 208,5 triliun atau 26,2 persen dari target setahun. Sedangkan belanja non K/L sebesar Rp 227,6 triliun atau 43,4 persen dari target.
Di tengah kondisi global yang meburuk saat ini sehingga mengganggu pendapatan ekspor, perekonomian hanya bisa mengandalkan belanja pemerintah. Tak heran, rendahnya penyerapan anggaran hingga paruh pertama 2015 membuat pemerintah tidak yakin pertumbuhan ekonomi tahun ini bisa mencapai target sebesar 5,7 persen. Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahun ini hanya 5,2 persen.
(Baca: Menkeu: Pertumbuhan Ekonomi Semester I Hanya 4,9 Persen)
Biang keladi rendahnya penyerapan anggaran ini, menurut Askolani, adalah perubahan nomenklatur kementerian dan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA). Ini berujung pada keterlambatan belanja pemerintah. Tapi, dia yakin, belanja pemerintah akan meningkat di semester II tahun ini. ?Kami yakin belanja akan naik di kuartal III dan IV, meski di kuartal II belum maksimal,? kata Askolani kepada para anggota Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (2/7).
Ke depan, Askolani memastikan bahwa pemerintah terus memantau belanja K/L. Bahkan, pemerintah telah membentuk Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran (TEPRA), yang dipimpin oleh Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo. Presiden Joko Widodo juga akan turun langsung untuk mengawasi penyerapan anggaran tersebut.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan seharusnya penyerapan anggaran bisa dipercepat memasuki kuartal III ini. Apalagi permasalahan nomenklatur dan DIPA sudah selesai bulan Mei lalu. ?Mendorong penyerapan anggaran ini sangat penting. Harusnya K/L mulai Juni ini menyerap anggaran lebih cepat, karena DIPA sudah selesai dan harus segera pengadaannya. Ini akan mengalir ke perekonomian dan mendorong konsumsi,? katanya.