KATADATA ? Pemerintah sedang mencari investor untuk proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dibangun di atas bangunan atau gedung (rooftop). Saat ini Kementerian Energi dan Sumbet Daya Mineral (ESDM) sedang mempersiapkan proses lelang pembangkit ini.

"Kami ingin kembangkan PLTS rooftop atau atap bangunan di perkotaan, mulai tahun ini proyeknya akan dilelang," kata dia di Kantor EBTKE, Jakarta, Jumat (11/6).

Menurut dia pengembangan PLTS rooftop ini merupakan salah satu solusi untuk mengembangkan tenaga listrik skala kecil. Pengambangan pembangkit jenis ini juga bisa mengatasi permasalahan lahan. Selama ini pembangunan pembangkit selalu terkendala lahan. Apalagi harga lahan di perkotaan yang mahal.

Rencananya PLTS rooftop akan di bangun di gedung-gedung pemerintah. Beberapa kantor pemerintahan tersebut, diantaranya Istana Presiden, Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Gedung Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Gedung Pemerintah Daerah dan Istana Bogor.

Selain di Gedung Pemerintahan, pembangkit listrik tersebut juga akan dibangun di bandar udara, khususnya di wilayah Indonesia timur. Untuk daerah yang sudah berkomunikasi yakni ?Tambolaka, Maumere, Labuan Bajo dan satu lagi di Pulau Sumba.

"Kapasitas pembangkit listriknya bervariasi pada setiap bandara," ujar dia.

Agar lebih menarik bagi investor, harga listrik yang akan dibeli dari pembangkit ini akan dibuat kompetitif. Saat ini Kementerian ESDM sedang membuat aturan mengenai patokan harga listriknya. Aturan ini ditargetkan dapat diterbitkan bulan depan.

Maritje menyebut anggaran untuk pembangunan PLTS rooftop akan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015. Anggaran yang dibutuhkan pun tidak terlalu besar, yakni sebesar Rp 33,9 miliar.

Potensi energi surya untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik di Indonesia sangat besar. Data Kementerian ESDM menyebut potensinya mencapai 112 gigawatt (GW), paling tinggi diantara potensi sumber daya energi terbarukan lainnya. Potensi energi hidro yang teridentifikasi hanya sebesar 75 gigawatt (GW), bahan bakar nabati (biofuel) mencapai 32 GW, angin 0,95 GW, biomassa 32 GW, dan panas bumi 28,8 GW.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) pun berencana melelang 1000 unit proyek pembangunan PLTS pada pulau-pulau kecil di Indonesia tahun ini. Total kapasitas listrik yang akan dihasilkan seluruh pembangkit tersebut mencapai 600 megawatt (MW).

Pembangunan PLTS ini akan dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama sebesar 40 MW di 64 lokasi, akan dibangun tahun ini dan akan selesai pengerjaannya tahun depan. Kemudian untuk tahap kedua, PLTS akan dikerjakan pada 165 lokasi dengan total kapasitas 36 MW.

Reporter: Arnold Sirait