KATADATA ? Kualitas infrastruktur Indonesia termasuk yang paling rendah di Asia. Di antara 10 negara di Asia, kualitas infrastruktur Indonesia hanya lebih baik dibandingkan Filipina.
Posisi Indonesia, kata Co-Head of Asian Economic Research at HSBC Holdings plc. Frederic Neumann, jauh di bawah Singapura, Jepang, dan Malaysia. Bahkan dibandingkan Thailand dan Vietnam, kualitas infrastruktur Indonesia masih lebih rendah.
Mau tak mau, Indonesia perlu meningkatkan pembangunan infrastruktur supaya dapat menarik investasi lebih besar. Saat ini, kata dia, sudah ada sinyal bahwa pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki kualitas infrastruktur. Salah satunya dengan mengalihkan dana subsidi bahan bakar minyak (BBM) ke program yang lebih produktif.
?Pembangunan infrastruktur menjadi sangat penting sebagai variabel vital untuk mendorong investasi,? kata dia dalam ?Economic Outlook HSBC? di Jakarta, Selasa (26/5).
Berdasarkan riset HSBC, sejak 2008 komposisi investasi Indonesia terus menunjukkan peningkatan. Jika dibarengi dengan perbaikan infrastruktur, Neumann menilai, iklim investasi Indonesia juga akan meningkat. ?Kami melihat ini sebagai sinyal yang positif,? tuturnya.
Belum lagi dengan potensi bonus demografi yang dapat diperoleh Indonesia dalam beberapa tahun ke depan. Di mata investor, ini merupakan peluang yang menguntungkan bagi pengembangan bisnisnya. Pada 2030, diperkirakan jumlah penduduk usia produktif Indonesia lebih tinggi dari Cina, dan negara Asia lainnya.
Namun, untuk mengoptimalkannya, Indonesia harus mengatasi permasalahan sumber daya manusia (SDM). Terutama, dalam pendidikan, karena Indonesia masih berada di bawah Hong Kong, Jepang, Thailand, dan Malaysia. Meskipun, masih di atas Cina, India, Vietnam, dan Filipina.
Pada kesempatan ini, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro memastikan pemerintah akan melanjutkan reformasi struktural untuk menjaga fiskal dan mendorong pembangunan infrastruktur. Pemerintah juga akan mempermudah izin investasi dengan adanya pelayanan terpadu satu pintu (PTSP).
Dia mengatakan, investasi penting untuk menstimulus pertumbuhan. Pemerintah menargetkan investasi tahun ini mencapai Rp 519,5 triliun. Beberapa program infrastruktu juga tengah dikerjakan, seperti pembangunan 1 juta rumah, pembangkit listrik 35.000 MW, tol trans- Sumatera dan Jawa.
?Survei realisasi investasi menunjukan Indonesia masih atraktif bagi FDI (investasi asing langsung) maupun PMDN (penanaman modal dalam negeri),? tutur Bambang.