Tekan Harga Beras, Bulog Diperintah Segera Salurkan Raskin

KATADATA
Seorang pekerja tengah menyusun tumpukan beras di gudang milik Bulog di Kelapa Gading, Jakarta beberapa waktu lalu.
Penulis: Redaksi
24/2/2015, 10.26 WIB

KATADATA ? Wakil Presiden Jusuf Kalla menginstruksikan Badan Urusan Logistik (Bulog) segera menyalurkan beras untuk rumah tangga miskin (raskin). Langkah ini sebagai upaya untuk menurunkan harga beras yang terus menanjak sejak November 2014.

Harga beras naik lantaran suplai ke pasar yang kurang, terutama raskin yang selama tiga bulan terakhir tidak tersalurkan. ?Untuk mengatasi kekurangan ini, Bulog segera keluarkan raskin 300.000 ton,? kata Wapres saat memimpin rapat tentang stabilitas harga beras di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Senin (23/2).

Seperti dikutip dari laman Sekretaris Kabinet, menurut JK, panggilan akrab Jusuf Kalla, penyaluran raskin yang terhambat selama tiga bulan terakhir lantaran masalah administrasi. Akibatnya, harga raskin pun melonjak hingga 400 persen.

?Jadi, orang miskin yang biasa membeli beras seharga Rp 1.600 per kg, kini selama tiga bulan membeli Rp 8.000 per kg,? kata Wapres.

Sementara untuk memperlancar penyalurannya, Kementerian Dalam Negeri akan mengingatkan pemerintah daerah untuk mengajukan Surat Penentuan Alokasi (SPA) agar Bulog dapat segera melakukan penyaluran kekurangan raskin.

?Kekurangan raskin ini diambil dari cadangan Bulog, karena saat ini ketersediaan cadangan Bulog sebesar 1,4 juta ton,? jelas Wapres.

Menko Perekonomian Sofyan Jalil mengatakan, bahwa kenaikan harga beras terus terjadi sejak Oktober 2014 hingga kini. Sementara itu, produksi padi 2014 menurun dari produksi padi, dan lebih rendah dibanding 2012.

?Defisit suplai beras terjadi bulan November 2014 hingga Februari 2015 dan stok beras turun signifikan,? jelas Sofyan.

Sementara Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat mengatakan, selama tiga bulan ini, penyaluran raskin tidak berjalan lancar karena masalah administrasi. Raskin yang seharusnya dikeluarkan sebanyak 232.000 ton setiap bulannya, baru dikeluarkan sebanyak 2 x 144.500 ton.

Reporter: Aria W. Yudhistira