KATADATA ? Konsumsi ponsel pintar (smartphone) dan akses internet di Indonesia dan negara emerging market lainnya mengalami peningkatan paling signifikan dibandingkan sektor tersier lainnya pada tahun lalu. Tahun ini pun konsumsinya diperkirakan meningkat paling besar.
Berdasarkan survei perusahaan keuangan global Credit Suisse masyarakat Indonesia lebih menginginkan membeli smartphone dan mengakses internet ketimbang properti, kendaraan, dan perjalanan. Survei ini dilakukan terhadap 1.600 orang di 10 kota di Indonesia.
"Stand up yang sama dengan negara emerging lain, itu smartphone dan akses internet. Itu habit yang sama," ujar Director Equity Research Credit Suisse Ella Nusantoro, di kantornya, Jakarta, Jumat (20/2).
Di Indonesia, kepemilikan smartphone pada 2014 mencapai 40 persen, naik hampir dua kali dari tahun sebelumnya yang hanya 24 persen. Penggunaan internetnya pun naik menjadi 38 persen, dari 28 persen di 2013. Dari sisi merek, Samsung mengalami peningkatan yang paling signifikan dari hanya 2 persen pada 2010 menjadi 46 persen di tahun lalu.
Menurut Ella, peningkatan ini didukung oleh pendapatan masyarakat sudah meningkat tiga kali lipat dibandingkan 2010, yakni menjadi US$ 3.000 per kapita. Ketika kebutuhan dasar telah terpenuhi, smartphone menjadi pilihan produk yang paling diinginkan.
Seiring meningkatnya kepemilikan smartphone, jumlah konsumen untuk mengakses internet pun meningkat signifikan. Pada 2013 akses internet hanya dimiliki oleh 28 persen masyarakat Indonesia, tahun 2014 meningkat menjadi 38 persen.
Peningkatan akses interniet, kemudian mendukung peningkatan pasar perdagangan melalui internet (e-commerce) di Indonesia. Hal ini didukung oleh beberapa sentimen, seperti kurang berkembangnya sektor ritel di dunia nyata khususnya perdesaan.
Perdagangan online semakin cepat berkembang, mengingat pasar ritel langsung yang kurang berkembang, khususnya di wilayah perdesaan. Sementara tingkat pendapatan yang tinggi memacu tingkat konsumsi masyarakat.
"Kondisi ini meningkatkan total perdagangan ritel online tahunan di emerging market mencapai US$ 3 triliun, yang berpengaruh ke sektor keuangan, keamanan, dan teknologi," kata Ella.
Pertumbuhan perdagangan yang cukup tinggi ini pun tidak hanya terjadi di Indonesia. Riset credit Suisse menyebut pertumbuhan perdagangan online di India naik 20 persen pada tahun lalu. Credit Suisse juga memperkirakan peningkatan yang sama akan terjadi di Cina dan Amerika Selatan, tahun ini.