Premium Dihapus, Pertamax Tetap Tidak Disubsidi

KATADATA
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan dengan penghapusan Premium yang ditargetkan dalam dua tahun ke depan, pemerintah tidak memberikan subsidi ke Pertamax. Harga Pertamax nantinya masih akan tetap mengikuti harga pasar.
Penulis: Safrezi Fitra
5/1/2015, 11.45 WIB

KATADATA ? Pemerintah menyatakan bahwa subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis Bensin akan tetap dihapus. Pernyataan ini membantah wacana sebelumnya, untuk mengalihkan subsidi bensin dengan angka oktan (researches octane number/RON) 88 atau Premium ke Mogas 92 atau Pertamax.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan dengan penghapusan Premium yang ditargetkan dalam dua tahun ke depan, pemerintah tidak memberikan subsidi ke Pertamax. Harga Pertamax nantinya masih akan tetap mengikuti harga pasar.

Meski demikian, dia belum bisa memastikan hal ini. Menurut Sofyan, waktu dua tahun yang diberikan pemerintah kepada PT Pertamina (Persero) masih lama, sehingga bisa saja kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah akan berubah. (Baca: Peralihan Subsidi ke Pertamax, Tidak Akan Pengaruhi APBN)

"Tidak (disubsidi). Tapi dua tahun lagi masih panjang. Kebijakannya bisa berubah," katanya kepada Katadata di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Saat mengumumkan kebijakan harga BBM akhir tahun lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan pemerintah tidak lagi memberikan subsidi terhadap Premium. Meski demikian, karena harga keekonomian Premium saat ini lebih rendah dari harga subsidi, maka harganya pun turun menjadi Rp 7.600 per liter.

Meski tidak lagi memberikan subsidi terhadap Premium, menurut Sudirman, bukan berarti Pemerintah lepas tangan karena  Pemerintah masih tetap  mengatur cara menentukan harga BBM. ?Ini suatu kebijakan yang bagus karena masyarakat diajak membiasakan diri dengan dinamika harga keekonomian,? ujar Sudirman.

Seperti diketahui, Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi merekomendasikan agar Pemerintah mengalihkan subsidi ke  Pertamax, jika peredaran premium. Tim yang dipimpin Faisal Basri tersebut merekomendasikan agar Pertamax disubsidi dengan menggunakan mekanisme subsidi tetap sebesar Rp 500 per liter. Salah satu alasannya, agar Pertamina masih dapat bersaing dengan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) asing, seperti Shell dan Total. (Baca: Tim Reformasi Rekomendasikan Subsidi BBM Dialihkan ke Pertamax)

Reporter: Arnold Sirait