Membangkitkan Kenangan Lama

KATADATA/
www.portalhr.com
Penulis:
Editor: Arsip
22/5/2014, 00.00 WIB

KATADATA ? Pertemuan dua keluarga Soeryadjaya dan Djojoyohadikusumo beberapa dasawarsa silam mungkin tak akan pernah dilupakan Prabowo Subianto. Prof. Soemitro Djojohadikoesoemo dan William Soeryadjaya, dua kepala keluarga itu, memberi wasiat penting kepada anak-anaknya.

Keduanya adalah tokoh penting dalam percaturan ekonomi, politik dan bisnis di Indonesia. Soemitro adalah begawan ekonomi Indonesia. Sedangkan William adalah pendiri raksasa otomotif PT Astra International Tbk. dan tokoh bisnis yang hingga kini dikenal memiliki integritas tinggi.

Prabowo saat itu hadir bersama adiknya, Hashim Djojohadikoesoemo. Anak-anak William pun hadir di pertemuan silaturahmi itu, di antaranya Edward Soeryadjaya dan Edwin Soeryadjaya. Kepada merekalah, wasiat itu dititipkan. Isinya: apa pun masalah yang ada dan di tengah situasi sesulit apa pun, semua anak-anak dari dua keluarga ini dilarang bertikai.

Rupanya wasiat itulah yang dipegang teguh hingga kini. Itu pula yang tercermin ketika terjadi perebutan saham perusahaan tambang Adaro antara konsorsium Edwin Soeryadjaya, Theodore P. Rachmat, dan Garibaldi Thohir yang membelinya dari Deutsche Bank versus pemilik lamanya yaitu Soekanto Tanoto dan Hashim Djojohadikusumo. Dalam konflik panjang itu, Hashim memilih mundur dan tidak ikut berperkara melawan Edwin, yang pada akhirnya pertempuran dimenangkan oleh kubu Edwin.

Kini ketika Prabowo maju sebagai calon Presiden dari Partai Gerindra, tampaknya ?tali persaudaraan? ini yang berupaya kembali dirajut. Salah seorang sumber membisikkan kabar adanya pertemuan antara Prabowo dan keluarga Soeryadjaya. ?Prabowo menemui Tante Lily,? ujar si sumber.

Tante Lily yang dimaksudkannya tak lain adalah Lily Anwar atau dikenal juga dengan panggilan Lily Soeryadjaya, istri mendiang William Soeryadjaya. Apa isi di balik silaturahmi itu, si sumber tak persis tahu. ?Yang jelas, William Soeryadjaya dikenal sebagai tokoh pengusaha Tionghoa yang punya integritas,? ujarnya. ?Bisa jadi, pertemuan ini pun dimaksudkan untuk memupus citra Prabowo yang kerap dikesankan anti etnis Tionghoa.?

Tentang rumor ini, Prabowo telah berkali-kali membantahnya. Mantan Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) yang diberhentikan karena kasus penculikan ini pun menyangkal berada di balik kerusuhan rasial Mei 1998, yang berujung dengan tumbangnya pemerintahan Orde Baru.

Ketika ditanyakan soal rumor pertemuan itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantahnya. ?Tidak ada itu. Kalau Pak Prabowo menemui keluarga korban Trisakti dan Semanggi, iya,? kata Fadli.

Pertemuan yang dimaksudkan Fadli adalah pertemuan Prabowo dengan tiga keluarga mahasiswa korban penembakan kasus Trisakti pada Mei 1998.

Hasil dari pertemuan yang digelar pada 10 Mei lalu itu, ketiga keluarga tersebut meyakini bahwa Prabowo tidak terlibat dan mendukungnya sebagai calon presiden. Meski begitu, penolakan terhadap Prabowo masih datang dari Sumiarsih, ibu dari Norma Irmawan (Wawan) yang juga tewas dalam tragedi berdarah itu. (Baca:  Pertanda Dari Rumah Om Liem)

Edward Soeryadjaya saat dimintai konfirmasinya mengaku tak tahu-menahu soal kabar pertemuan Prabowo dengan ibunya. ?Setahu saya, tidak ada,? ujarnya. ?Kamu tanyakan saja ke Ibu (Lily).?

Ketika ditanyakan ke mana arah dukungan keluarganya akan diberikan dalam Pemilu Presiden, Juli mendatang, Edward juga enggan berkomentar. ?Maaf, saya tidak mau berkomentar soal isu politik,? tuturnya.

Dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun lalu, Edward santer dikabarkan mendukung Joko Widodo, yang kini juga maju sebagai calon Presiden dari PDI Perjuangan bersama calon wakil presiden Jusuf Kalla.

Jika ditilik sejarahnya, selain dengan keluarga besar Djojohadikusumo, keluarga besar Soeryadjaya juga memiliki hubungan lama dengan keluarga besar Kalla. Ketika Astra International ditunjuk sebagai perusahaan pemegang hak penjualan mobil produk Toyota di Indonesia pada akhir 1960-an, William memberikan hak penjualan di kawasan Indonesia Timur kepada NV Haji Kalla sampai sekarang.

Itu sebabnya, tampaknya tak akan mudah bagi keluarga besar Soeryadjaya dalam menentukan pilihannya pada Pemilu Presiden mendatang. Prabowo dan Kalla sama-sama punya kedekatan dan sejarah panjang dengan keluarga Soeryadjaya.

Reporter: Safrezi Fitra