Pemerintah telah membuka gelombang kedua pendaftaran kartu prakerja . Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari mencatat, jumlah pendaftar dari sejak gelombang I hingga Rabu (22/4) pukul 16.16 WIB mencapai 7,65 juta orang.
"Ini membuktikan pemerintah bisa menciptakan mekanisme pendaftaran inklusif, accessible, dan mudah bagi masyarakat. Ini refleski animo masyarakat bertambah seiring dengan kemudahan informasi," kata dia dalam video conference kartu prakerja, Rabu (22/4).
Khusus gelombang kedua, ia mencatat ada 1,044 juta orang yang mendaftar hingga hari ini, pukul 16.17 WIB. Pendaftaran kartu prakerja gelombang II akan ditutup pada Kamis, 16.00 WIB.
Ia pun memastikan, verifikasi data akan dilakukan dengan baik untuk mencegah kesalahan. Sistem akan terus diperbaiki sehingga pada gelombang III dapat dilakukan pengecekan data secara akurat.
(Baca: Airlangga Sebut Rp 5,6 T di Kartu Prakerja Tak Hanya Pelatihan Online)
Pada gelombang I, pemerintah telah menerima 168.111 peserta. Jumlah tersebut lebih rendah dari kuota per minggu sebesar 200 ribu peserta.
Denni mengatakan, jumlah peserta yang lolos tersebut lebih rendah dari kuota lantaran ada peserta yang belum berhasil melakukan verifikasi tahap akhir. Verifikasi tersebut merupakan rekognisi wajah peserta untuk memastikan anggaran kartu prakerja diterima sesuai dengan identitas peserta yang bersangkutan.
Sebelumnya, calon peserta sudah melewati serangkaian proses verifikasi. Proses tersebut seperti verifikasi email, verifikasi NIK, hingga verifikasi data ke kementerian terkait untuk memastikan calon peserta sesuai dengan persyaratan. Sebagaimana diketahui, syarat peserta kartu prakerja meliputi WNI, berusia 18 tahun, dan tidak menjalani pendidikan formal.
(Baca: Belva Luruskan Kabar Soal Mayoritas Investor Ruangguru Asal Singapura)
Sementara itu, verifikasi tahap akhir merupakan pengecekan swafoto peserta dengan memegang kartu tanda penduduk (KTP). Dengan verifikasi ini, bisa dipastikan bahwa KTP peserta digunakan oleh orang yang bersangkutan, bukan orang lain.
Ia pun mengatakan, ada 31.889 peserta yang belum berhasil melakukan rekognisi wajah lantaran fotonya buram, telinga tidak terlihat, gelap, memakai topi, atau memakai kacamata.
Peserta yang tidak lolos dalam tahap verifikasi akhir, lanjut Denni, akan disediakan jalur khusus pada gelombang ketiga untuk bisa mengirimkan foto yang lebih baik.
Setiap peserta kartu prakerja nantinya akan memperoleh bantuan sebesar Rp 3,55 triliun. Paket bantuan tersebut terdiri dari bantuan biaya pelatihan sebesar Rp 1 juta, insentif sebesar Rp 600 ribu per bulan selama empat bulan, dan biaya survei Rp 150 ribu. Perincian insentif dapat dilihat dalam databoks di bawah ini.