Akibat PSBB, BI Proyeksi Inflasi Juni Makin Rendah jadi 0,04%

ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Ilustrasi, pedagang di Pasar Legi, Solo, Jawa Tengah, Rabu (29/1/2020). Bank Indonesia memproyeksi inflasi bulan ini hanya 0,04%, lebih rendah dari bulan lalu sebesar 0,07%.
5/6/2020, 17.16 WIB

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Juni 2020 sebesar 0,04%. Rendahnya inflasi tersebut akibat permintaan masyarakat yang turun selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, permintaan tetap rendah jika aktivitas belum berjalan secara penuh. Apalagi pendapatan masyarakat juga ikut turun selama pandemi corona.

"Berdasarkan survei pemantauan harga pekan pertama bulan ini, kami perkirakan inflasi Juni 0,04% secara bulanan dan 1,81% secara tahunan," kata Perry dalam konferensi video, Jumat (5/6).

Dukungan bantuan sosial atau bansos pemerintah dinilai tak akan mendorong daya beli kembali ke masa sebelum Covid-19. "Masih ada PSBB, aktivitas masih berkurang," ujarnya.

(Baca: Daya Beli Lesu, Inflasi Ramadan Tahun Ini Rekor Terendah Sejak 1978)

(Baca: Keraguan Kucuran Aneka Bansos Bisa Meredam Laju Kemiskinan)

Selain didorong rendahnya permintaan, Perry mengungkapkan perkiraan inflasi didorong terjaganya persediaan pasokan dan distribusi barang di pusat maupun daerah.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi bulan Ramadan tahun ini yang jatuh pada Mei hanya mencapai 0,07%. Direktur Statistik Harga BPS Hasan mengatakan inflasi pada Ramadan biasanya lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan lain.

Namun, inflasi pada bulan lalu justru merupakan yang terendah sejak 1978. Pada tahun tersebut, Ramadan jatuh di bulan September dan mengalami deflasi 1,19%.

Ia tak menjelaskan peristiwa yang terjadi pada 1978. Namun, salah satu peristiwa bersejarah terkait perekonomian pada tahun tersebut yaitu devaluasi mata uang yang dilakukan Presiden Soeharto pada November 1978.

Adapun inflasi yang hanya mencapai 0,07% pada bulan lalu, menurut dia, terjadi seiring permintaan yang melemah akibat pandemi corona yang melanda Indonesia sejak awal Maret 2020.

Dari 90 kota indeks harga konsumen, sebanyak 67 kota mengalami inflasi dan 23 kota mengalami deflasi pada bulan lalu. Inflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,2% akibat kenaikan harga daging ayam ras, ikan, dan bawang merah. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Luwuk.

(Baca: Daya Beli Masyarakat Rendah Akibat Corona, Inflasi April Hanya 0,08%)

Reporter: Agatha Olivia Victoria