BKPM Bentuk Satgas untuk 'Jemput Bola' Relokasi Industri dari Tiongkok

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. BKPM akan 'jemput bola' demi menangkap potensi relokasi industri negara-negara maju dari Tiongkok.
23/6/2020, 07.26 WIB

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membentuk tim satuan tugas atau satgas untuk mengejar relokasi investasi dari Tiongkok akibat pandemi virus corona. Tim tersebut akan bekerja mengidentifikasi perusahaan yang berminat memindahkan pabriknya ke Indonesia.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan, langkah tersebut sebagai strategi jemput bola agar investasi di dalam negeri terus meningkat. Satgas bentukannya juga bakal bernegosiasi untuk memudahkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan investor.

"Paling penting adalah memberi kewenangan kepada mereka untuk membuat keputusan dalam bernegosiasi. Itu penting diberikan, agar cepat jalannya,” kata Bahlil melalui siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Senin (22/6).

(Baca: Terdampak Corona, Realisasi Investasi Asing Kuartal I Turun 9,2%)

Menurut dia, Indonesia merupakan salah satu tujuan favorit investor asing untuk berbisnis lantaran melimpahnya sumber daya alam (SDA) yang tersedia. Bahkan, saat ini Indonesia termasuk dalam daftar 10 negara tujuan investasi tahun ini dengan potensi pasar yang besar. Hal ini tentunya menjadi sinyal positif bagi perkembangan investasi.

Untuk tempat relokasi pabrik, Bahlil menjelaskan tengah mempersiapkan kawasan industri di Kabupaten Brebes dan Batang, Jawa Tengah. Upaya ini pun diklaim telah membuahkan hasil dengan masuknya beberapa relokasi pabrik dari Tiongkok.

"Sudah ada 60% perusahaan yang tengah dalam proses relokasi ke Indonesia dan masih ada yang tahap penjajakan. Tapi saya belum akan menyampaikan data-data tersebut karena nanti tunggu Bapak Presiden yang mengumumkan,” kata Bahlil.

(Baca: Aturan Tenaga Kerja Perlu Direvisi untuk Gaet Relokasi Pabrik AS ke RI)

Seperti diketahui, imbas pandemi virus corona telah menyebabkan beberapa perusahaan dari Jepang dan Amerika Serikat (AS) berencana memindahkan pabriknya. Bahkan, pemerintah Jepang berencana memberikan insentif bagi perusahaan yang mau meninggalkan Tiongkok untuk kembali ke negara asal atau pindah ke negara lain termasuk Indonesia. 

Sedangkan pabrik-pabrik dari AS berencana pindah lantaran memanasnya hubungan diplomatik kedua negara adidaya tersebut. Untuk industri yang berencana hengkang dari Negeri Panda, AS didominasi oleh industri-industri padat karya tekstil dan produk tekstil serta farmasi. Sementara itu, Jepang didominasi oleh industri komponen elektronik dan otomotif.

Adapun nilai investasi kedua negara di Indonesia pada kuartal pertama tahun ini masuk dalam 10 besar terbanyak. Jepang menduduki peringkat empat dengan jumah investasi US$ 604,2 juta atau setara Rp 8,7 triliun dengan 1.519 proyek. Sedangkan AS berada di peringkat sembilan dengan nilai investasi US$ 114,1 juta atau setara Rp 1,6 triliun dengan 299 proyek.

(Baca: Tangkap Relokasi Industri Negara Maju, RI Harus Kebut Negosiasi Dagang)

Reporter: Tri Kurnia Yunianto