Realisasi Stimulus Kesehatan Rendah, Sri Mulyani: Bukan Tak Punya Uang

ANTARA FOTO/R. Rekotomo
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan penyaluran anggaran stimulus kesehatan untuk pandemi corona yang rendah bukan karena pemerintah tak memiliki uang,.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Agustiyanti
29/6/2020, 19.00 WIB

Kementerian Keuangan mencatat, anggaran stimulus untuk sektor kesehatan dalam penanganan pandemi corona baru mencapai 4,68% dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp 87,5 triliun. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pun menegaskan penyaluran yang rendah ini bukan karena pemerintah tak memiliki uang. 

"Kalau alasannya tidak punya uang, pasti bukan. Karena kami sudah secure begitu ada alokasi DIPA atau penetapan dari Peraturan Presiden," kata Sri Mulyani dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR, Senin (29/6).

Penyaluran dana masih terkendala lantaran ada jeda atau gap antara realisasi fisik dan keuangan sehingga perlu percepatan proses administrasi penagihan. Pencairan insentif tenaga kesehatan masih terkendala administrasi dan verifikasi yang kaku. Tingkat biaya klaim perawatan pasien yang belum diverifikasi juga masih tinggi. 

(Baca: Sri Mulyani Sebut Uang Pemerintah di BI Mencapai Rp 400 Triliun)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, setiap kementerian/lembaga harus bersikap akuntabel dan hati-hati. Namun, banyak pihak yang khawatir penyaluran dana tersebut tidak sesuai dengan birokrasi, aturan, atau landasan hukum yang berlaku.

Selain itu, kerap ada pihak yang menyalahgunakan anggaran lantaran melakukan korupsi. "Semua orang merasa khawatir maka Bapak Presiden menyampaikan perlu ditopang dengan berbagai landasan aturan," ujar dia.

Halaman:
Reporter: Rizky Alika