Bank Dunia meramal perekonomian Indonesia tak bertumbuh alias 0% pada tahun ini. Namun, perkiraan tersebut berpotensi lebih buruk jika pemerintah kembali memperketat pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
"Bisa terkontraksi sebesar 2% pada tahun 2020," ujar Kepala Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Frederico Gil Sander dalam peluncuran laporan prospek ekonomi Indonesia Juli 2020, Kamis (16/7).
Prediksi perekonomian yang lebih buruk tersebut juga dapat terjadi jika perekonomian global terkontraksi lebih dalam. Bank Dunia memproyeksi perekonomian global pada tahun ini negatif hingga 5,2%.
Akibat kondisi ekonomi yang buruk pada tahun ini, Sander pun memperkirakan angka kemiskinan di Indonesia dapat meningkat signifikan tahun ini. "Terutama apabila tidak ada bantuan sosial," kata dia.
(Baca: Berstatus Negara Pendapatan Menengah Atas, RI Rentan Turun Kelas Lagi)
Bank dunia sebelumnya memperkirakan pandemi Covid-19 mendorong puluhan hingga ratusan juta orang masuk dalam jurang kemiskinan ekstrem. Proyeksi lengkap dapat dilihat dalam databoks di bawah ini.
Bantuan dari pemerintah dinilai sangat penting untuk menekan angka kemiskinan. Jutaan orang Indonesia akan jatuh ke jurang kemiskinan tanpa intervensi dari pemerintah. Untuk itu, penyaluran bantuan yang tepat sasaran dinilai sangat penting.
Pemulihan ekonomi juga tak akan berjalan dengan cepat dan sesuai harapan jika perekonomian Indonesia terkontraksi pada tahun ini. Pertumbuhan ekonomi tahun depan akan sulit mencapai 4,8% seperti ramalan bank dunia sebelumnya.
"Kami mengekspektasikan pemulihan ekonomi akan terjadi secara gradual jika perekonomian RI tak capai 0% tahun ini. Percepatan pertumbuhan ekonomi baru akan terjadi pada 2022 mendatang," ujarnya.
Kendati demikian, ia menilai masih ada sisi positif dari PSBB yakni menurunnya defisit transaksi berjalan alias current account deficit. CAD Indonesia pada tahun ini diprediksi hanya mencapai 2,6% dari PDB, tetapi akan meningkat pada 2021.
(Baca: Ekonom Nilai Indonesia Sudah di Ambang Resesi Ekonomi)
Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen mengungkapkan bahwa proyeksi perekonomian RI 0% didasarkan pada tiga asumsi. Pertama, jika ekonomi global terkontraksi 5,2%.
Kedua, mulai dibukanya perekonomian secara penuh pada Agustus. Ketiga, tidak adanya gelombang kedua pandemi di Tanah Air. "Bila ketiga asumsi tersebut berubah maka proyeksi akan berubah pula," kata Satu dalam acara yang sama.
Meski begitu, Satu mengingatkan bahwa krisis selalu memberikan tantangan dan peluang. Dengan demikian, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk membangun kembali negara masing-masing dengan lebih baik.