Harga Ayam Hingga Bawang Turun, BI Ramal Agustus Kembali Deflasi 0,04%

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/pras.
Ilustrasi. Deflasi pada Agustus disumbang oleh penurunan harga daging ayam ras hingga bawang merah.
28/8/2020, 19.32 WIB

Bank Indonesia  memperkirakan terjadi deflasi 0,04% pada Agustus 2020. Deflasi disumbang oleh penurunan harga daging ayam ras hingga bawang merah.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko menyampaikan perkiraan tersebut berdasakan hasil  survei pemantauan harga pada minggu keempat Agustus 2020. "Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Agustus 2020 secara tahun kalender sebesar 0,94% dan secara tahunan sebesar 1,34%," tulis Onny dalam keterangan resminya, Jakarta (28/8).

Penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas daging ayam ras sebesar -0,15%, bawang merah sebesar -0,08%, serta jeruk, tomat dan telur ayam ras masing-masing sebesar -0,02%. Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi yaitu emas perhiasan sebesar 0,11%, minyak goreng sebesar 0,02%, dan cabai merah sebesar 0,01%.

BPS akan mengumumkan rilis indeks harga konsumen Agustus 2020 pada Selasa (1/9). Sebelumnya, BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi tipis sebesar 0,1% secara bulanan pada Juli 2020. Angka ini merupakan yang terendah sejak September 2018.

Deflasi terjadi karena adanya penurunan terhadap beberapa kelompok pengeluaran, yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,73%, transportasi sebesar 0,17%, serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01%.

Sementara secara tahunan, terjadi inflasi sebesar 1,54%. Pada tingkat inflasi tahunan, kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan tertinggi adalah transportasi sebesar 0,71%. Kelompok selanjutnya adalah informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,31%.

 Deflasi terjadi di 61 kota dari 90 kota yang dipantau. Deflasi tertinggi terjadi di Manokwari yakni 1,09%. Penyebab utama deflasi di kota itu adalah penurunan harga bawang merah dan bawang putih.

Deflasi terendah terjadi di Gunungsitoli, Bogor, Bekasi, Luwuk, dan Bulukumba masing-masing 0,01%. Sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi di Timika 1,45% disumbang kenaikan tarif angkutan udara. Inflasi terendah di Banyuwangi dan Jember masing-masing 0,01%.

Reporter: Agatha Olivia Victoria