Tiga Game Changer Pemerintah Pulihkan Ekonomi dari Pandemi Tahun Ini

Arief Kamaludin|Katadata
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebut intervensi kesehata menjadi game changer pertama pemulihan ekonomi nasional.
2/3/2021, 16.27 WIB

Pandemi Covid-19 masih terus merebak di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Meski begitu, pemerintah tetap optimistis ekonomi domestik mampu segera pulih dari dampak virus mematikan tersebut.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menyebutkan bahwa terdapat tiga game changer yang dapat memulihkan ekonomi pada tahun ini. Pertama, intervensi kesehatan. "Pada akhirnya kita harus mengakui permasalahan yang kita hadapi sekarang sangat berat. Ini masalah kesehatan yang juga menjadi masalah ekonomi," ujar Suahasil dalam MNC Group Investor Forum 2021 - Recovery Story after The Big Reset, Selasa (2/3).

Suahasil menegaskan, kesehatan merupakan bidang yang harus diintervensi sesegera mungkin melalui vaksinasi gratis, gerakan 3M & 3T. Selain itu, perlu ada perbaikan fasilitas kesehatan dan kesiapan peralatannya.

Vaksinasi gratis sudah berlangsung di Tanah Air sejak awal Januari 2021. Pemerintah menargetkan terdapat 185,55 juta orang yang akan divaksin untuk mencapai herd immunity. Suahasil menyebut, vaksin menjadi harapan besar bangsa Indonesia maupun berbagai negara di belahan dunia.

"Saat ini, sekitar 102 negara sedang berlomba melakukan vaksin untuk mencapai herd immunity global," ujar dia.

Game changer kedua, sambung dia, yakni alat ketahanan dan pemulihan yang ditopang oleh kebijakan fiskal. Alat ketahanan dan pemulihan yang dimaksud yakni program perlindungan sosial dan dukungan keberlanjutan dunia usaha.

Program perlindungan sosial diberikan kepada 40% masyarakat termiskin dan kelompok rentan. Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, bantuan sosial tunai, bantuan langsung tunai dana desa, kartu pra kerja, diskon listrik, dan kuota internet akan diberikan kepada kelompok tersebut.

Sementara dukungan keberlanjutan dunia usaha diberikan dengan fokus utama UMKM. Namun, beberapa korporasi juga akan mendapat dukungan begitu pula akan ada program prioritas untuk mendukung penciptaan lapangan kerja.

Ketiga, reformasi struktural. Suahasil menilai, Indonesia harus bisa keluar dari pandemi dengan lingkungan ekonomi yang berbeda dari sebelumnya. "Itu mengapa kami melakukan reformasi struktural meski di tengah Covid-19," kata dia.

Reformasi struktural tersebut akan dilakukan melalui Undang-Undang Cipta Kerja. Dengan demikian, tantangan pembangunan nasional bisa segera terjawab seperti menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, pemberdayaan UMKM, reformasi kebijakan, pengembangan lembaga pengelola investasi, dan perbaikan kemudahan berbisnis.

Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam berpendapat bahwa intervensi kesehatan memang merupakan game changer utama. "Kalau masih pandemi lupakan pemulihan ekonomi. Tidak mungkin ekonomi pulih kalau masih ada Covid-19," ujar Piter kepada Katadata.co.id, Selasa (2/3).

Jika pandemi sudah berakhir, ketahanan pelaku ekonomi barulah bisa didukung pemerintah. Ini wajib hukumnya agar pelaku usaha bisa segera bangkit.

Menurut Piter, apabila kedua syarat tersebut terpenuhi, pemulihan ekonomi diyakini akan terjadi. "Namun jangan hanya sekedar pulih, ekonomi harus bisa tumbuh lebih tinggi," kata dia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria