Survei BI: Vaksinasi Covid-19 Dongkrak Keyakinan Konsumen

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/foc.
Warga berjalan di depan salah satu toko tas di Jakarta, Senin (8/2/2021).
8/3/2021, 14.17 WIB

Survei Konsumen Bank Indonesia Februari 2021 mengindikasikan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi membaik. Ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2021 sebesar 85,8, sedikit meningkat dibandingkan pada bulan sebelumnya yang tercatat 84,9.

Peningkatan tipis IKK ditopang oleh membaiknya persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini. Pada Februari 2021, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) naik menjadi 65,1.

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini membaik meski levelnya masih cukup rendah dan berada pada zona pesimis.

"Proses penanganan Covid-19 melalui kegiatan vaksinasi yang terus berlanjut, didukung pemulihan ekonomi melalui distribusi bantuan sosial ditengarai mendorong perbaikan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi pada Februari 2021," ujar Erwin dalam keterangan resminya, Senin (8/3).

Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan relatif stabil yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Februari 2021 yang tercatat sebesar 106,5. Angka tersebut sedikit menurun dari 106,7 pada bulan sebelumnya.

Adapun IKK mengalami kenaikan pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-3 juta per bulan. Dari sisi usia, kenaikan IKK terjadi pada kelompok usia 20-30 tahun dan 41-60 tahun.

Ditinjau secara spasial, keyakinan konsumen pada Februari 2021 terpantau meningkat di 7 kota yang menjadi cakupan pelaksanaan survei. Kenaikan tertinggi terjadi di Kota Surabaya, diikuti Manado, dan Makassar.

Peningkatan IKE didorong oleh kenaikan seluruh komponen pembentuknya, dengan kenaikan tertinggi terjadi pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja sebesar 4,6 poin menjadi 47,8. Selain itu, persepsi konsumen terhadap penghasilan saat ini dibandingkan enam bulan sebelumnya menguat. Hal tersebut sejalan dengan program bantuan sosial yang berdampak pada perbaikan penghasilan masyarakat.

Kenaikan indeks terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pengeluaran Rp 1-3 juta per bulan. Dari sisi usia, indeks penghasilan saat ini juga mengalami peningkatan pada sebagian besar kelompok usia, terutama pada kelompok responden berusia di atas 60 tahun.

Persepsi konsumen terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini terpantau membaik pada seluruh kelompok pendidikan, terutama pada responden dengan tingkat pendidikan Pasca Sarjana. Sementara di sisi usia, kenaikan indeks terjadi pada mayoritas kelompok usia, terutama responden berusia 41-50 tahun.

Seiring dengan perbaikan tersebut, keyakinan konsumen untuk melakukan pembelian barang tahan lama juga membaik, terutama untuk jenis barang elektronik dan perabot rumah tangga. Kenaikan indeks terjadi pada responden dengan pengeluaran Rp 2,1-3 juta dan di atas Rp 4 juta per bulan.

Sementara itu, optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan terpantau relatif stabil dari bulan sebelumnya yang tercermin dari perbaikan IEK. Ekspektasi konsumen terhadap penghasilan enam bulan ke depan pada Februari 2021 terpantau menguat, meskipun ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja tidak sekuat bulan sebelumnya.



Konsumen memperkirakan adanya kenaikan penghasilan pada enam bulan ke depan yang terindikasi dari Indeks Ekspektasi Penghasilan sebesar 117,1, meningkat dari 115,8 pada bulan sebelumnya. Kenaikan indeks terjadi pada hampir seluruh kategori pengeluaran, tertinggi pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 1-2 juta per bulan.

Di sisi lain, konsumen memperkirakan ekspansi kegiatan usaha secara umum pada enam bulan yang akan datang relatif stabil. Ini terindikasi dari Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha Februari 2021 tercatat sebesar 102 tidak jauh berbeda dari 102,8 pada bulan sebelumnya.

Survei turut mencatat, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi pada Februari 2021 relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 73,2%% menjadi 73,5%. Demikian pula dengan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan dan rata-rata rasio pembayaran cicilan atau utang yang tercatat stabil pada Februari 2021 masing-masing sebesar 15,1% dan 11,4 %, sedikit menurun dari 15,3% dan 11,5% pada bulan sebelumnya.

Peneliti Institute for Development of Economics and Finance Sugiyono Madelan Ibrahim menilai bahwa perbaikan IKK bisa menjadi sinyal pemulihan konsumsi pada kuartal I tahun ini. "Namun sepertinya bukan karena progres vaksinasi dan penurunan jumlah kasus harian covid-19 dalam negeri," kata Sugiyono kepada Katadata.co.id, Senin (8/3).

Menurut dia, masyarakat yang sudah divaksinasi masih sangat sedikit dibandingkan kebutuhan herd immunity 70% dari jumlah penduduk Indonesia. Terlebih lagi, terdapat kasus varian baru B117 serta kekebalan dari vaksinasi yang memerlukan waktu satu bulan usai diimunisasi.

Sugiyono berpendapat bahwa perbaikan IKK kali ini lebih ditopang oleh kebijakan kredit untuk kendaraan bermotor dan rumah tinggal. Hal tersebut sedikit menggairahkan masyarakat kelas menengah untuk kembali melakukan konsumsi.

Reporter: Agatha Olivia Victoria