AS Berpotensi Setop Pelonggaran Moneter, Rupiah Loyo ke Rp14.310 / US$

Arief Kamaludin|KATADATA
Uang Rupiah dan Dollar AS di Gerai Layanan Bank Rakyat Indonesia, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta.
20/5/2021, 10.22 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 0,26% ke level Rp 14.310 per dolar Amerika Serikat pada pasar spot pagi ini, Kamis (20/5). Mata uang Garuda loyo usai bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed), mengeluarkan hasil notulensi rapatnya.

Bersamaan dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia melemah. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong turun 0,01%, dolar Taiwan 0,02%, won Korea Selatan 0,65%, peso Filipina 0,08%, rupee India 0,17%, yuan Tiongkok 0,11%, dan ringgit Malaysia 0,03%. Hanya yen Jepang dan baht Thailand yang menguat masing-masing 0,05% dan 0,06%.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dolar AS menguat dan imbal hasil obligasi Negeri Paman Sam naik didorong oleh notulensi rapat The Fed. "Hasil rapat menunjukkan beberapa pembuat kebijakan membuka kemungkinan untuk membahas pengurangan pembelian obligasi pada pertemuan mendatang," ujar Josua kepada Katadata.co.id, Kamis (20/5).

Akibat dari rilis notulen semalam, Josua menyebutkan dolar AS langsung menguat terhadap mata uang utama dan negara berkembang di tengah sentimen risk-off, yang membuat indeks saham utama AS merosot. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS memang kembali naik ke level 90.16, setelah sempat berada di kisaran level 89 kemarin. 

Ia menuturkan, sebagian besar mata uang negara berkembang, termasuk rupiah, memang diperdagangkan melemah terhadap dolar AS sejak kenaikan kasus Covid-19 secara global. "Perkembangan itu memicu kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi," ujarnya.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria