Ekonomi akan sepenuhnya pulih kembali ke level sebelum Pandemi Covid-19 pada kuartal II 2021. Menteri Keuangan Sri Mulyani memperkirakan pertumbuhan ekonomi melesat 8,3% dibandingkan April-Juni 2020.
"Proyeksi kuartal kedua kami adalah dalam rentang antara 7,1% hingga 8,3%," ujar Sri Mulyani dalam Rapat Kerja bersama Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (24/5).
Sri Mulyani menjelaskan, pemulihan ekonomi terlihat membaik tak hanya dari sisi suplai, tetapi juga permintaan. Konsumsi masyarakat pulih ditopang oleh kenaikan permintaan sejalan momentum Lebaran dan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang terus berlanjut.
Ia memperkirakan, konsumsi rumah tangga tumbuh 6-6,8%. Konsumsi pemerintah bahkan diprediksi tumbuh 8,1% hingga 9,7% seiring pelaksanaan PEN dan aktivitas pelayanan publik yang lebih normal dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sri Mulyani juga memproyeksi investasi melesat 9,4-11,1%, didukung arah ekspansi dunia usaha, serta kelanjutan proyek infrastruktur pemerintah. Sementara ekspor dan impor akan turut terdongkrak oleh pemulihan ekonomi global dan domestik. Ia meramal, ekspor tumbuh 14,9% hingga 19,7%, sedangkan impor tumbuh 13% hinga 19,7% pada April-Juni 2021 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut memprediksikan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini masih akan lebih moderat. Ini karena perekonomian pada kuartal I 2021 yang masih terkontraksi 0,74% lantaran laju Covid-19 masih cukup tinggi.
Ia pun berharap ekonomi semakin pulih pada kuartal III dan IV 2021. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 4,5-5,3% pada tahun ini.
Keyakinan pemerintah pada ekonomi kuartal II juga sejalan dengan prediksi Mandiri Institute yang tumbuh 7,1%. Lembaga ini memperkirakan, ekonomi secara keseluruhan tahun tumbuh 4,6%.
Prediksi Mandiri Institute lebih optimistis dibandingkan Morgan Stanley, Perusahaan Keuangan Global yang memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh 6,5% pada kuartal kedua tahun ini. Morgan Stanley juga baru saja memangkas proyeksi ekonomi Indonesia dari 6,2% menjadi 4,5% untuk tahun ini.
Namun seperti halnya pemerintah, Mandiri Institute menekankan pemulihan ekonomi hanya akan berjalan lancar jika penyebaran kasus Covid-19 dapat ditekan dan vaksinasi terus ditingkatkan. Penerapan protokol kesehatan yang ketat juga harus terus dilanjutkan mengingat masih ada ancaman virus baru yang memicu peningkatan kasus global.
Catatan Mandiri Institute saat ini, pemulihan ekonomi sektoral sudah terlihat membaik secara perlahan dan bertahap. Mayoritas atau 65% dari sektor ekonomi sudah menunjukkan arah pemulihan. Namun secara umum, sektor-sektor ekonomi masih beroperasi 40-70% dari level normal atau sebelum pandemi.
Beberapa sektor yang pulih lebih cepat adalah yang terkait kebutuhan pokok baik sisi produksi, distribusi dan perdagangannya, seperti industri makan dan minum, pendidikan, jasa kesehatan, air, listrik, informasi dan komunikasi. "Selanjutnya, pemulihan bergerak ke sektor durable goods dan yang terkait," demikian tertulis dalam bahan paparan Mandiri Institute yang ditayangkan pada Mandiri Economic Outlook & Industri 2Q21, Rabu (19/5).
Sektor tersebut mencakup industri manufaktur, angkutan darat dan logistik, dan pertambangan. Sementara tahap akhir dari pemulihan ekonomi akan terjadi di sektor angkutan udara, konstruksi, dan properti.