Data Inflasi AS Terbaru Tekan Rupiah ke Rp 14.447 per Dolar AS

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia hari ini.
28/6/2021, 10.23 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,07% ke level Rp 14.415 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Namun, kurs rupiah berbalik melemah usai pembukaan tertekan data inflasi terbaru Negeri Paman Sam.

Mengutip Bloomberg, rupiah melemah ke Rp 14.447 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB. Mayoritas mata uang Asia pun melemah pagi ini. Dolar Singapura turun 0,01%, dolar Hong Kong 0,02%, dolar Taiwan 0,03%, won Korea Selatan 0,26%, peso Filipina 0,25%, rupee India 0,03%, yuan Tiongkok 0,1%, dan baht Thailand 0,3%. Hanya yen Jepang dan ringgit Malaysia yang menguat masing-masing 0,05% dan 0,14%.

Analis Pasar Uang Ariston Tjendra mengatakan, nilai tukar rupiah masih berpotensi tertekan hari ini. "Apalagi, melihat pergerakan nilai tukar regional terhadap dolar AS yang terlihat melemah," ujar Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (28/6).

Sementara dari dalam negeri, pasar masih mengkhawatirkan soal potensi perubahan kebijakan moneter AS ke arah yang lebih ketat. Data Core PCE Index terbaru, salah satu indikator inflasi AS bulan Mei 2021 menunjukkan kenaikan 3,4%.

Ariston mengatakan, angka tersebut berada di atas target inflasi Bank Sentral AS, The Fed sebesar 2%. "Bank Sentral AS biasanya mempertimbangkan pengetatan moneter bila tingkat inflasi melampaui target," katanya.

Sementara dari internal, ia menilai bahwa lonjakan kasus baru Covid-19 yang terus menembus rekor baru masih menjadi ganjalan untuk penguatan rupiah. Ini bisa memicu pembatasan aktivitas ekonomi yang lebih ketat untuk menurunkan kasus ke level yang lebih terkendali.

Jumlah pasien Covid-19 di Tanah Air kembali mencatatkan rekor tambahan 21.342 orang pada Minggu (27/6) sehingga total kasu mencapai 2.093.962. DKI Jakarta masih menjadi penyumbang terbanyak Covid-19 yang kembali mencetak rekor 9.394 orang. Jawa Barat menyusul  sebanyak 3.988 kasus dan Jawa Tengah 2.288 kasus. 

Kenaikan jumlah kasus positif tersebut didapatkan dari pemeriksaan 79.533 orang atau rasio positif 26,8 persen. Meski demikian, sebanyak 20.919 didapatkan dari real time polymerase chain reaction dan tes cepat molekuler. Ini berarti rasio positif yang didapatkan dari Nucleic Acid Amplification Test seperti PCR dan RCM mencapai 42,2 persen. 

Dari data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus aktif hingga hari ini bertambah 12.909 menjadi 207.685 kasus. Kematian pasien Covid-19 juga meningkat 409 orang.

Ariston memperkirakan potensi pelemahan nilai tukar ke kisaran Rp 14.460 per dolar AS. Sementara, masih akan ada potensi support di sekitar Rp 14.400 per dolar AS.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) Negeri Paman Sam meningkat 0,5% pada Mei 2021, setelah naik 0,7% pada bulan sebelumnya. Indeks tersebut tidak termasuk komponen harga makanan bergejolak dan energi.

Sementara, indeks PCE inti secara tahunan melonjak 3,4%, terbesar sejak April 1992. Indeks tersebut merupakan ukuran inflasi favorit Fed.

Meskipun inflasi diperkirakan melambat menjelang akhir tahun, terdapat tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mulai ketat. Hal itu membuat banyak investor resah atas tekanan harga yang didorong oleh upah.

Di antara sejumlah indikator ekonomi yang akan dirilis pekan ini, data pengupahan pada Jumat (2/7) adalah fokus utama. Para ekonom memperkirakan terdapat peningkatan 675.000 lapangan kerja pada bulan ini di Negeri Adidaya.

"Bergantung pada hasil data penggajian, pasar dapat mulai memperkirakan lebih banyak peluang kenaikan suku bunga tahun depan," kata Ahli Strategi Mata Uang Senior di Daiwa Securities Yukio Ishizuki, Jumat (25/6) seperti dikutip dari Reuters.

Reporter: Agatha Olivia Victoria