Airlangga: Varian Delta Covid-19 Menentukan Nasib Pemulihan Ekonomi RI

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/POOL/wsj.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan ekonomi kuartal II 2021 tumbuh di atas 7%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
13/7/2021, 14.29 WIB

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga tahun ini terancam kembali melemah setelah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang solid pada kuartal kedua. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, keberlanjutan pemulihan ekonomi sangat bergantung pada perkembangan kasus Covid-19 yang didorong oleh penyebaran varian Delta. 

"Momentum pertumbuhan dan pemulihan harus terus kita jaga agar ekonomi dapatrecovery.  Namun, perkembangan ekskalasi kasus covid-19, khususnya dari varian Delta menjadi salah satu yang akan menentukan pemulihan ekonomi nasional." Ujar Airlangga dalam sebuah diskusi virtal, Selasa, (13/7).

Airlangga memperkirakan ekonomi sepanjang tahun ini masih mampu tumbuh positif 3,7% hingga 4,5%. Hal ini lantaran ekonomi pada kuartal III yang diperkirakan tumbuh di atas 7% meski kenaikan kasus terjadi sejak Juni.  Pada kuartal I 2021, ekonomi masih tercatat minus 0,7%, seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Beberapa lembaga internasional, menurut Airlangga, bahkan memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih optimistis yakni 4,3%-4,9%  pada 2021 dan 5%-5,8% pada 2022.

Ia menjelaskan, ada dua upaya yang dilakukan pemerintah untuk menjaga geliat perekonomian di tengah PPKM Darurat, yaitu mempercepat vaksinasi  dan melakukan optimalisasi belanja APBN, termasuk meningkatkan insentif ekonomi.

Berdasarkan data Satgas Covid-19 hingga 12 Juli, sebanyak 51 juta dosisi vaksin telah disuntikkan kepada masyarakat. Sebanyak 36,3 juta dosis berupa vaksin pertama dan 15 juta dosis adalah vaksin kedua. Pemerintah juga berencana memberikan dosis ketiga vaksin bagi tenaga kesehatan (nakes) yang akan menggunakan vaksin moderna. Vaksinasi tambahan ini akan dimulai pada pekan depan. 

Selain mendorong vaksinasi, pemerintah berjanji terus mengucurkan bantuan ekonomi guna untuk menjaga konsumsi masyarakat dan memulihkan kondisi ekonomi."Pemerintah berupaya mengkompensasinya dengan optimalisasi belanja APBN, salah satunya dengan program PEN agar konsumsi bisa terus terdorong." kata Airlangga.

Pemerintah, antara lain menambah anggaran bansos tunai (BST) Rp 6,1 triliun untuk memperpanjang penyalurannya selama dua bulan kepada 10 juta keluarga. Airlangga mengatakan, pemerintah juga menyalurkan bantuan 10 Kg beras kepada 20 juta keluarga, yang masing-masing terdiri atas 10 juta penerima BST dan 10 juta penerima PKH. Total tambahan anggaran untuk bantuan beras sebesar Rp 2,5 triliun.

Insentif lain yang diberikan adalah perpanjangan diskon listrik kepada lebih dari 30 juta pelanggan dari semula berakhir pada Juni menjadi September 2021. Untuk itu, pemerintah menambah anggaran Rp 1,91 triliun dari alokasi awal Rp 5,67 triliun. Perpanjangan ini juga diikuti oleh insentif untuk bantuan rekening minimum dan abonemen hingga September dengan mengalokasikan tambahan dana Rp 0,42 triliun.

Pemerintah juga memastikan program Prakerja tetap berlanjut dengan menyuntikkan tambahan anggaran Rp 10 triliun kepada target 2,8 juta peserta. Selain itu, pemerintah menambah anggaran bantuan usaha sebesar Rp 3,6 triliun untuk mendukung 3 juta usaha kecil.

Reporter: Abdul Azis Said