Pemerintah mencatat penawaran yang masuk dalam lelang Surat Utang Negara atau SUN pada Rabu (21/6) mencapai Rp 96 triliun. Dari total penawaran tersebut, pemerintah menarik utang sebesar Rp 34 triliun.
Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko, pemerintah melelang dua seri Surat Perbendaharaan Negara dan lima seri SUN.
Kedua seri SPN yang dileleng memiliki tingkat kupon diskonto. Seri SPN03211021 yang jatuh tempo pada 21 Oktober 2021 mendapatkan penawaran Rp 7,6 triliun, yang dimenangkan pemerintah Rp 1 triliun.
Sementara seri SPN12220331 yang jatuh tempo pada 21 Oktober 2021 mendapatkan penawaran Rp 7,6 triliun, dan dimenangkan pemerintah Rp 1 triliun.
Adapun pada lima seri SUN yang dilelang, tingkat kupon tertinggi dimiliki seri FR0092 mencapai 7,125%. Penawaran yang masuk untuk seri yang jatuh tempo pada 15 Juni 2042 ini mencapai Rp 19,87 triliun dan dimenangkan Rp 9,3 triliun.
Seri FR0089 yang memiliki tenor paling panjang dan jatuh tempo pada 15 Agustus 2051 memiliki tingkat kupon tertinggi kedua 6,87%. Penawaran yang masuk untuk seri ini mencapai Rp 2,45 triliun, tetapi hanya dimenangkan Rp 300 miliar.
Seri FR0091 yang jatuh tempo pada 15 April 2032 mendapatkan penawaran terbesar mencapai Rp 30,81 triliun. Pemerintah memenangkan Rp 10,65 triliun dari tawaran yang masuk dan menetapkan tingkat kupon 6,48%.
Sementara itu, seri FR0090 memiliki tingkat kupon paling rendah yakni 5,12%. Penawaran yang masuk untuk surat utang yang jatuh tempo pada 15 April 2021 ini mencapai Rp 24,28 triliun dan dimenangkan Rp 2,98 triliun.
Kemenkeu mencatat, utang pemerintah hingga akhir Mei di angka Rp 6.418 triliun, atau setara 40,49% terhadap PDB. Angka ini mengalami penurunan dibanding periode April sebesar Rp 6.527 triliun, namun mengalami peningkatan 22% dibandingkan Mei 2020 sebesar Rp 5.258 triliun.
Komposisi utang pemerintah masih didominasi oleh penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 5.580 triliun, sisanya Rp 838 triliun berasal dari pinjaman. Secara terperinci, utang pemerintah dari penerbitan SBN domestik mencapai Rp 4.353 triliun dan valas sebesar Rp 1.226 triliun. Sementar untuk pinjaman, rinciannya terdiri atas Rp 12,32 triliun pinjaman dalam negeri dan Rp 825 triliun berupa pinjaman luar negeri.
Kemudian, terdapat utang pemerintah berupa pinjaman sebesar Rp 838,13 triliun. Pinjaman itu berasal dari luar negeri sebesar Rp 825,81 triliun, yakni bilateral, multilateral, dan bank komersial. Pemerintah juga mendapatkan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 12,32 triliun.