Core Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini Hanya 3,5%, Efek PPKM

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/wsj.
Core Indonesia memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini akan lebih lambat dari kuartal II 2021.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
27/7/2021, 18.45 WIB

Penerapan PPKM Darurat yang berlanjut dengan PPKM Level 4 sejak awal Juli menimbulkan ketidakpastian ekonomi pada semester kedua tahun ini. CORE Indonesia memperkirakan ekonomi domestik hanya mampu tumbuh 2,5% hingga 3,5% pada tahun ini.

"Potensi dari ketidakpastian menghambat pemulihan ekonomi sehingga pertumbuhannya tidak bisa mencapai prediksi pemerintah." kata Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal dalam sebuah diskusi virtual, Selasa, (27/7).

Kendati demikian, Faisal mengatakan ekonomi pada tahun ini masih mampu tumbuh positif karena terkontraksi pada tahun lalu. Di sisi lain, kondisi ekspor dan investasi yang lebih baik mampu menutupi kinerja konsumsi rumah tangga yang masih lemah. 

BPS mencatat ekspor sepanjang semester pertama tahun ini mencapai US$ 102,87 miliar, naik 34,78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ekspor nonmigas naik 34,6% menjadi US$ 97,06 miliar, sedangkan ekspor migas naik 48,54% menjadi US$ 5,82 miliar. 

Kinerja ekspor yang kinclong mendorong surplus pada neraca perdagangan mencapai US$ 11,86 miliar.  Nilai ini dua kali lipat dari suplus pada periode yang sama tahun lalu US$ 5,5 miliar.

Sementara itu, realisasi investasi yang dicatatkan BKPM pada semester I 2021 juga berhasil tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 448,2 triliun. Jumlah ini mencapai 49% dari target yang dipatok pemerintah tahun ini Rp 900 triliun. 

Faisal memperkirakan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini akan lebih lambat dari kuartal II 2021. Ekonomi kuartal II diprediksi tumbuh di 4,5%-5%,  sedangkan pada kuartal III dan IV tumbuh 3%-4,5%.

"Konsumsi rumah tangga pada kuartal III dan IV akan ada perlambatan yang cukup signifikan dibandingkan kuartal II. Kami prediksikan kuartal II belum kembali ke posisi sebelum pandemi." kata Faisal.

Lonjakan kasus Covid-19 dan penerapan PPKM membuat pemerintah, BI, hingga lembaga internasional lebih pesimistis dengan proyeksi ekonomi tahun ini. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini menjadi 3,7% hingga 4,5%, di bawah target pemerintah dalam APBN 2021 sebesar  5%. Meski demikian, ia memperkirakan ekonomi pada semester kedua tahun ini masih mampu tumbuh positif.

Ekonomi kuartal III diperkirakan tumbuh 4% hingga 5,4%, sedangkan ekonomi kuartal IV diperkirakan tumbuh 4,6% hingga 5,9%.

Bank Indonesia pekan lalu lalu juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dari proyeksi sebelumnya 4,1% hingga 5,1% menjadi 3,5% hingga 4,3%. Sementara Bank Pembangunan Asia (ADB) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia  tahun ini dari 4,5% menjadi 4,1%.

Reporter: Abdul Azis Said