Pemerintah Prediksi Investasi Tumbuh 6% Tahun Ini, Efek PPKM Minim
Pemerintah optimistis realisasi investasi atau pembentukan modal tetap bruto (PMTB) mampu tumbuh 4,7% hingga 6,1%. Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM darurat dan PPKM Level 4 yang sudah dilaksanakan hampir dua bulan terakhir dipastikan tidak memberi dampak yang signifikan pada kinerja investasi.
"Aktivitas investasi diprediksi mampu terus terjaga di masa PPKM, khususnya aktivitas konstruksi bangunan dengan protokol kesehatan yang memadai," demikian tertulis dalam Buku II Nota Keuangan dan RAPBN 2022 seperti dikutip Katadata, Rabu (18/8).
Pertumbuhan investasi tahun ini juga akan lebih tinggi dari rata-rata tahun 2017 hingga 2020 sebesar 3,1%, dengan distribusi rata-rata 32,6% terhadap nilai produk domestik bruto (PDB).
Jika outlook tahun ini benar-benar tercapai, maka pertumbuhannya sudah kembali ke level sebelum pandemi. Pertumbuhan investasi tahun 2019 sebesar 4,5% sementara tahun lalu terkontraksi 4,9%. Namun masih lebih rendah dari realisasi tahun 2018 sebesar 6,7% dan 2017 yang tumbuh 6,2%.
Realisasi investasi mayoritas ditopang oleh sub-komponen bangunan yang juga memiliki keterkaitan erat dengan sejumlah proyek infrastruktur. Kontribusi investasi di sektor bangunan diperkirakan mencapai lebih dari 70% terhadap realisasi investasi tahun ini.
Pemerintah mencatat, keberlanjutan aktivitas pembangunan fisik menjadi pendorong utama penguatan kinerja investasi tahun ini. Hal ini terlihat dari tingkat impor besi dan baja yang tumbuh positif sejak awal tahun. Badan Pusat Statistik mencatat, impor besi dan baja sepanjang Januari-Juni 2021 Rp 5.361,8 triliun, naik 51% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 3.546,6 triliun.
Sementara itu, investasi diprediksi akan tumbuh di kisaran 5,6% hingga 7% pada tahun depan. Peningkatan kinerja investasi didorong oleh perbaikan daya tarik investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri alias foreign direct investment (FDI).
Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi pada paruh pertama tahun ini tercatat sebesar Rp 442,8 triliun, naik 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Capaian Rp 442,8 triliun ini 49,2% dari target yang mencapai Rp 900 triliun pada tahun ini. Harus kami akui di kuartal ketiga ini, pekerjaannya ekstra ketat karena ada dampak PPKM di Juli-Agustus," Kata Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers virtual akhir bulan lalu.
Bahlil menyebut penanaman modal asing (PMA) menjadi pendorong pertumbuhan signifikan investasi sepanjang Januari hingga Juni 2021. Nilai PMA semester I 2021 sebesar Rp 228,5 triliun, mengalami kenaikan 16,8% dari tahun lalu.
Sementara penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 214,3 triliun mengalami pertumbuhan 3,5%. Dengan demikian secara komposisi, PMA mengambil porsi 51,66% sedangkan PMDN sebesar 48,3%. Kondisi ini kata Bahlil berkebalikan dengan realisasi tahun lalu yang mana masih didominasi oleh PMDN.
Berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi tersebar di sektor perumahan, kawasan industri dan perkantoran; industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya; transportasi, gudang dan telekomunikasi; listrik, gas dan air; serta industri makanan.