Utang Pemerintah Bertambah Rp 30 Triliun dari Hasil Lelang SUN Kemarin

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi.
Penulis: Abdul Azis Said
19/8/2021, 10.15 WIB

Utang pemerintah bertambah sebesar Rp 30 triliun setelah Kementerian Keuangan melelang surat utang negara (SUN) pada Rabu, (18/8). Jumlah penawaran yang masuk tercatat hanya mencapai Rp 77 triliun, jauh di bawah penawaran pada lelang sebelumnya sebesar Rp 107 triliun.

Meski lebih rendah, Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan mengatakan, jumlah penawaran masih terpantau solid karena berada di atas target indikatif Rp 33 triliun dan maksimal Rp 49,5 triliun.

"Pelaku pasar masih mencerna arah pergerakan pasar SUN ke depan seiring dengan arah perbaikan ekonomi global, meningkatnya volatilitas yield US Treasury, perkembangan kasus Covid 19 varian Delta, serta pidato Nota Keuangan 2022 presiden pada 16 Agustus 2021," tulis Deni dalam keterangan resminya, dikutip Kamis (19/8).

Deni mencatat, lelang didominasi oleh investor domestik dengan komposisi 91,25% terhadap total penawaran yang masuk. Penawaran tersebut sebagian besar memiliki tenor 6 dan 11 tahun. Sementara jumlah investor asing dalam lelang kemarin 8,25%, dengan preferensi tenor yang sama dengan investor domestik.

Jenis SUN yang dilepas pemerintah terdiri atas dua seri surat perbendaharaan negara (SPN) dan lima seri obligasi negara (ON). Seri FR0091 paling banyak peminatnya dengan jumlah penawaran masuk Rp 25,2 triliun. Sedangkan nominal yang dimenangkan Rp 8,7 triliun.

Kemudian penawaran seri FR0090 Rp 18,1 triliun dengan nominal yang dimenangkan Rp 9,4 triliun. Seri FR0092 mencatat penawaran Rp 14,7 triliun dengan nominal dimenangkan Rp 6,4 triliun. SPN12220819 penawaran Rp 8 triliun dengan nominal dimenangkan Rp 2 triliun.

SPN03211118 mencatat penawaran Rp 5,1 triliun dengan nominal dimenangkan Rp 1 triliun, seri FR0088 penawaran Rp 3,3 triliun, nominal dimenangkan Rp 1,3 triliun. Serta penawaran terendah pada seri FR0089 penawaran Rp 2,4 triliun dengan nominal dimenangkan Rp 1 triliun.

Deni juga mencatat, Weighted Average Yield (WAY) yang dimenangkan untuk seri Obligasi Negara di bawah 30 tahun yang ditawarkan naik tipis 1-6 basis poin (bps) dibandingkan pada lelang sebelumnya.

Di sisi lain, untuk tenor 30 tahun terdapat penurunan WAY sebesar 1 bps. Namun jika dibandingkan dengan level yield di secondary market, untuk WAY pada tenor di bawah 30 tahun umumnya mengalami penurunan sebesar 1-4 bps.

Tingkat yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada setiap seri juga berbeda-beda. Yield untuk SPN03211118 sebesar 2,82%, SPN03211118 sebesar 2,07%, FR0092 sebesar 5,28%, FR0091 sebesar 6,30%, FR0088 sebesar 6,33%, FR0092 sebesar 6,93 dan FR0089 sebesar 6,88%.

Setelah lelang kemarin, pemerintah menetapkan tanggal setelmen atau penerbitan 2 hari setelah lelang atau Jumat (20/8). Selain itu, Deni juga memastikan pemerintah tidak akan melakukan penawaran tambahan (green shoe option).

SUN Seri SPN yang diterbitkan merupakan penerbitan baru atau new issuance, yakni SPN12220819 dengan tanggal jatuh tempo 19 Agustus 2022 dan SPN03211118 dengan tanggal jatuh tempo 18 November 2021. Kedua seri SPN ini dirilis dengan tingkat kupon diskonto.

Sementara, lima seri obligasi FR yang akan dilelang semuanya berstatus reopening atau penawaran kembali, diantaranya:
1. FR0090, tanggal jatuh tempo 15 April 2027 dengan kupon 5,125%
2. FR0091, tanggal jatuh tempo 15 April 2032 dengan kupon 6,375%
3. FR0088, tanggal jatuh tempo 15 Juni 2036 dengan kupon 6,250%
4. FR0092, tanggal jatuh tempo 15 Juni 2042 dengan kupon 7,125%
5. FR0089, tanggal jatuh tempo 15 Agustus 2051 dengan kupon 6,875%

Reporter: Abdul Azis Said