Dolar AS Merosot Usai Gubernur Bank Sentral Amerika Pidato

ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/rwa.
Karyawan menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di tempat penukaran valuta asing, Jakarta, Rabu (6/1/2021).
Penulis: Desy Setyowati
28/8/2021, 06.48 WIB

Dolar Amerika Serikat (AS) merosot dalam penutupan perdagangan Jumat (27/8) waktu setempat. Ini setelah Gubernur The Fed Jerome Powell berpidato dalam acara simposium tahunan Jackson Hole.

Pimpinan bank sentral AS itu menyinggung soal tapering off atau pengetatan stimulus. Indeks dolar AS yang diukur dengan greenback terhadap enam mata uang utama anjlok 0,39% ke level 92,6893.

Pada perdagangan terakhir di New York, mata uang euro naik dari US$ 1,1753 menjadi US$ 1,1793. Sedangkan pound Inggris naik dari US$ 1,3695 menjadi US$ 1,3767. Lalu dolar Australia melonjak dari US$ 0,7238 menjadi US$ 0,7311.

Dolar AS dibeli senilai 109,92 yen Jepang , rendah dari sesi sebelumnya 110,02 yen. Mata uang Negeri Paman Sam ini juga turun dari 0,9181 franc Swiss menjadi 0,9115 franc.

Selain itu, dolar AS anjlok terhadap dolar Kanada, dari C$ 1,2684 menjadi C$ 1,2619.

Dolar AS melemah setelah Joreme Powell berpidato dalam Simposium Tahunan Jackson Hole Ekonomi yang digelar Bank Federal Kansas City. Ia menyatakan bahwa bank sentral dapat melakukan tapering atau pengurangan pembelian aset tahun ini.

"Pandangan saya adalah bahwa tes 'progres lebih lanjut yang substansial' telah dipenuhi untuk inflasi. Ada juga progres yang jelas menuju lapangan kerja maksimum," kata Powell dalam pidatonya pada Simposium Ekonomi Tahunan Jackson Hole Federal Reserve Bank of Kansas City.

Gubernur bank sentral AS itu juga memperingatkan bahwa pergerakan untuk memulai tapering pembelian aset tidak boleh diinterpretasikan sebagai sinyal bahwa kenaikan suku bunga akan segera menyusul.

Jackson Hole merupakan pertemuan tahunan antara pejabat bank sentral di AS, pemerintah, ekonom dan akademisi. Ini membahas berbagai isu ekonomi baik domestik maupun global.

Sebelum Jerome Powell berpidato dalam acara itu, rupiah bahkan melemah. "Pasar kelihatannya berkonsolidasi mengantisipasi kemungkinan Powell akan mengindikasikan tapering akan dimulai di akhir tahun ini," kata Analis pasar uang Ariston Tjendra kepada Katadata.co.id, Jumat (27/8).

Reporter: Antara