PPKM Dilonggarkan, Belanja Masyarakat Menengah Pulih dari Efek Pandemi
Belanja masyarakat mulai meningkat pada Agustus seiring pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Indeks belanja masyarakat kelompok menengah mengalami kenaikan drastis dan sudah berada di tingkat sebelum pandemi Covid-19.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono menjelaskan, belanja masyarakat tertekan cukup pada periode awal penerapan PPKM pada Juli. Namun, belanja masyarakat mulai menunjukkan pembalikan arah seiring dengan relaksasi PPKM.
Pada pertengahan Agustus, indeks frekuensi belanja mayarakat mulai naik ke level 97,3. Demikian pula dengan indeks nilai belanja yang naik ke level 79,7. “Kami melihat tren pemulihan belanja akan terus berlanjut dalam beberapa minggu ke depan, seiring relaksasi PPKM,” ujar Teguh dalam riset Mandiri Institute yang dirilis Senin (30/8).
Menurut Teguh, seluruh kelompok masyarakat berdasarkan penghasilan yang terbagi tiga, yakni bawah, menengah, dan atas naik pada bulan ini. Belanja kelompok masyarakat menengah naik sangat signifikan dengan indeks menunjukkan angka 110,5%. Ini berarti, belanja kelompok dengan penghasilan sekitar Rp 8,4 juta per bulan ini sudah berada di tingkat sebelum pandemi, Januari 2020.
"Belanja kelompok bawah juga mengalami kenaikan. Selain pelonggaran mobilitas, dukungan pemerintah dalam bentuk perlindungan sosial juga berdampak positif bagi kelompok bawah,” katanya.
Berdasarkan wilayahnya, pemulihan belanja yang cepat terutama terjadi setelah PPKM di banyak provinsi di Pulau Jawa turun signifikan. Indeks nilai belanja di Jawa pada 15 Agustus berada di 73,4 naik dari 63,8 pada tanggal 1 Agustus 2021.
“Faktor lain yang mendorong kenaikan belanja di Jawa tampaknya juga menurunnya kasus positif Covid-19,” kata dia.
Jumlah kasus harian Covid-19 terus menurun mendekati akhir bulan ini. Pada 30 Agustus, kasus positif bertambah 5.436 orang, terendah dalam tiga bulan terakhir.
Hal ini, menurut dia, membuat masyarakat relatif lebih berani untuk melakukan aktivitas ekonomi. Sementara itu, indeks belanja di luar Pulau Jawa masih relatif tinggi meski menunjukkan tren penurunan. Hingga 15 Agustus 2021, indeks belanja di luar Pulau Jawa berada di tingkat 86,4.
Ia mengatakan, angka kunjungan ke tempat belanja juga semakin meningkat mendekati akhir bulan ini. Berdasarkan data Google Maps pada 22-28 Agustus 2021, angka kunjungan ke tempat perbelanjaan pada 9 kota besar sudah kembali ke situasi awal Juli, yaitu 63% pada jam sibuk. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan situasi pada 1-11 Agustus di mana angka kunjungan ke tempat belanja berada di tingkat 60% dari normal di jam sibuk.
Kenaikan angka kunjungan di tempat belanja di dominasi oleh kenaikan kunjungan di shopping mall, terutama shopping-mall di daerah Jabotabek. Data dikumpulkan dari 6748 tempat belanja yang tersebar di 9 kota besar, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Makassar, Surabaya, Bandung dan Denpasar.
Pada periode 22-28 Agustus 2021, angka kunjungan ke restoran di 8 kota besar juga mengalami kenaikan drastis. Kunjungan ke restoran pada periode ini melonjak ke tingkat 62% dari sebelumnya anjlok dan berada di tingkat 39% pada 1-11 Agustus 2021. Data ini berasal dari 7828 restoran yang tersebar di 8 kota besar, yaitu Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Medan, Makassar, Surabaya, dan Denpasar.