Ekonomi Tiongkok kemungkinan melanjutkan tren perlambatan pada Agustus. Data konsumsi, produksi industri, dan investasi yang akan dirilis besok (15/9) berpotensi memburuk seiring kenaikan kasus di negara tersebut akibat penyebaran varian Delta.
Mengutip Bloomberg, perlambatan ekonomi akan menekan regulator untuk mengubah kebijakan meraka yang saat ini perlahan-lahan menasik likuiditas dari pasar dan menjaga stimulus terbatas. Aturan ketat yang diberlakukan Tiongkok baru-baru ini terhadap sektor-sektor pendidikan, internet, dan properti berpotensi memperburuk perlambatan ekonomi.
Data Rabu kemungkinan akan menunjukkan pemulihan Tiongkok yang tidak merata. Permintaan global yang kuat menyebabkan rekor ekspor pada Agustus, tetapi konsumen domestik masih berhati-hati seiring aturan pembatasan. Ini berarti sektor industri kemungkinan bernasib lebih baik daripada penjualan ritel.
Konsumsi paling terpukul pada Agustus ketika varian Delta mulai menyebut ke seluruh Tiongkok dan memaksa penutupan tempat-tempat wisata dan beberapa kota selama liburan musim panas. Namun, pemulihan ekonomi Tiongkok sebenarnya belum sepenuhnya solid bakan sebelum wabah kembali merebak.
Industri jasa memberikan gambaran suram pada Agustus dengan data swasta menunjukkan kontraksi pertama sejak awal 2020.
Meskipun Tiongkok saat ini telah mengendalikan penyebaran Covid-19 dan melonggarkan sebagian besar pembatasannya, dampak pada pengeluaran konsumen kemungkinan akan tetap ada dan pendapatan layanan jasa masih membutuhkan waktu lama untuk pulih.
Langkah-langkah pemerintah Tiongkok untuk menahan harga rumah yang melonjak kemungkinan akan memperbalambat investasi properti. Pemerintah belum turun tangan untuk mendorong kredit guna mendukung permintaan dan konstruksi real estat. Belum ada indikasi bahwa itu akan berubah, dengan tujuan pemerintah untuk membuat perumahan lebih terjangkau sebagai bagian dari upaya untuk mengurangi ketimpangan.
Penjualan rumah di empat kota tingkat pertama turun 16% pada Agustus dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut perhitungan Bloomberg. Apa yang terjadi dengan investasi properti secara nasional akan menjadi kunci bagi perekonomian Tiongkok karena 28% dari produk domestik bruto terkait dengan sektor properti, menurut ekonom Bank of America.
Tiongkok dulu mengandalkan konstruksi untuk mendorong pertumbuhan yang dibanguny dengan utang, tetapi investasi infrastruktur mengecewakan tahun ini. Pada bulan Juli, pengeluaran untuk jalan dan infrastruktur lainnya menyusut paling besar sejak pandemi Februari lalu, terseret oleh lambatnya pinjaman oleh pemerintah daerah.
Kementerian keuangan Tiongkok pada akhir Agustus mendesak pemerintah daerah untuk mempercepat penerbitan obligasi khusus dan memanfaatkan dana tersebut dengan baik. Sementara penjualan utang pemerintah pada Agustus adalah yang tertinggi sepanjang tahun.
Investasi diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang tetapi kurangnya proyek yang baik dan tekanan pemerintah daerah untuk memotong utang dapat membuat prospek pengeluaran menjadi kurang optimistis.
Meskipun tingkat pengangguran keseluruhan Tiongkok telah stabil pada tingkat pra-pandemi, tingkat pengangguran kaum muda telah meningkat pada tingkat yang tinggi tahun ini. Pihak berwenang telah berulang kali menekankan urgensi masalah ini dan menjanjikan langkah-langkah yang ditargetkan untuk membantu lulusan menemukan pekerjaan atau memulai bisnis mereka sendiri.
Dengan berakhirnya musim kelulusan, melihat berapa banyak dari 9,1 juta lulusan baru telah diserap oleh pasar tenaga kerja akan menjadi kuncinya.
Pembuat kebijakan sejauh ini menahan diri dari stimulus skala besar tahun ini, alih-alih menggunakan beberapa alat sederhana untuk meningkatkan pasokan kredit ke bagian-bagian ekonomi, terutama usaha kecil. Dengan gelombang terbaru Covid-19, melonjaknya biaya produksi kemungkinan perlambatan ekspor, beberapa ekonom menyerukan lebih banyak tindakan untuk mendukung pertumbuhan.