Kemenkeu Lihat Tiga Game Changer Pemulihan Ekonomi Tahun Ini

ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf/rwa.
Ilustrasi. Ekonomi Indonesia pada kuartal II berhasil lepas dari resesi dengan pertumbuhan 7,07%.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
17/9/2021, 12.49 WIB

Kementerian Keuangan mengungkapkan, belanja pemerintah menjadi satu-satunya tulang punggung pertumbuhan ekonomi tahun lalu akibat melambatnya konsumsi masyarakat, investasi, serta ekspor dan impor. Namun kondisi tersebut mulai berubah pada tahun ini.  Ada tiga game changer yang mempengaruhi pemulihan ekonomi.

"Kenapa tidak boleh turunkan belanja negara pada tahun 2020, karena ini yang dipakai untuk memberikan dukungan kepada perkeonomian ketika investasi, konsumsi, juga ekspor impor turun," kata Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam diskusi Wealth Wisdom 2021: Navigating Economic Policy In The Middle of Global Storm yang diselenggarakan Bank Permata bekerja sama dengan Katadata pada Jumat (17/9).

Suahasil mengatakan terdapat tiga game changer pemulihan ekonomi pada tahun ini. Pertama, pengendalian Covid-19 melalui intervensi kesehatan, yakni vaksinasi, optimalisasi pelaksanaan 3T (tracing, tetsing dan treatment). Pemerintah telah menggencarkan vaksinasi sejak awal tahun dan menargetkan herd immunity dapat dicapai  pada akhir tahun dengan pemberian 208 juta suntikan gratis pada masyaraakt.

Kedua, survival and recovery kit atau berbagai program perlindungan sosial. Suahasil menilai, penanganan pandemi bukan hanya membicarakan upaya penanganan kesehatan semata melainkan juga memberikan perlindungan bagi masyarakat yang terdampak akibat pengetatan mobilitas.

"Yang membutuhkan bantuan ini, pertama tentu rumah tangga miskin dan rentan, orang-orang yang kehilang pekrjaan atau pengurangan jam kerja. Kedua adalah pelaku usaha mikro dan kecil serta yang sifatnya informal," kata Suahasil.

Dia mengatakan dua komponen tersebut yakni kesehatan dan perlindungan sosial masih akan dilanjutkan dalam RAPBN tahun depan. Kendati demikian, alokasinya akan menyesuaikan dengan kondisi ekonomi yang diprediksi bisa lebih baik. Saat investasi dan konsumsi semakin kuat tahun depan, pihaknya berjanji akan mempertajam berbagai program bantuan sosial agar lebih tepat sasaran.

Adapun game changer ketiga, yakni reformasi struktural. Seiring makin sibuknya pemerintah dengan penanganan pandemi dari sisi kesehatan dan ekonomi, Suahasil menilai reformasi struktural tetap berjalan. Hal ini untuk mengejar berbagai agenda besar Indonesia di tahun-tahun mendatang.

"Tujuannya ketika kita keluar dari krisis, kita bekerja dengan lanskap ekonomi baru yang lebih efisien, lebih agile dan responsif terhadap tantangan masa depan untuk menciptakan multiplier ekonomi yang lebih tinggi," kata Suahasil.

Dia mengatakan sejumlah reformasi yang sudah dilakukan antara lain penerbitan UU Cipta Kerja yang digagas dari tahun lalu, hingga sistem Online Single Submission (OSS) berbasis risiko yang rilis belum lama ini.

Suahasil mengatakan, tiga game changer tersebut dapat membantu empat komponen pengeluaran pada PDB yang sebelumnya negatif berbalik positif. Kondisi ini mulai terlihat pada kuartal kedua tahun ini, sektor konsumsi dan investasi berhasil melewati zona kontraksi menyusul ekspor dan impor yang sudah lebih dulu pada kuartal I 2021.

Ekonomi kuartal II berhasil lepas dari resesi dengan pertumbuhan 7,07%. Sektor konsumsi dan investasi yang menyumbang lebih dari 80% PDB nasional tumbuh positif masing-masing 5,9% dan 7,5%. Kedua komponen ini sempat berada di zona kontraksi dalam empat kuartal berturut-turut sejak kuartal II 2020.

Sementara komponen pengeluaran lainnya, yakni belanja pemerintah terus tumbuh positif kecuali kontraksi satu-satunya 6,9% pada kuartal II tahun lalu. Kemudian ekspor tumbuh pesat 31,8% pada kuartal II 2022 begitu juga impor 31,2%.

Reporter: Abdul Azis Said