Bank dunia mengumumkan akan menghentikan laporan Kemudahan Berusaha atau Eeasy of Doing Bussiness (EODB) akibat menguaknya skandal manipulasi data untuk meningkatkan peringkat Cina dalam laporan tahun 2018. Dalam laporan tersebut, ranking Cina tak bergeser dari tahun sebelumnya di posisi 78.
Dalam laporan EODB 2016-2020, peringkat kemudahan berusaha Cina hampir setiap tahun meningkat. Pada laporan 2016, Cina berada di ranking 80, lalu naik ke rangking 78 pada laporan 2017. Sementara pada laporan 2018, rangking Cina tak Bergeser dan baru melesat pada laporan 2019 ke posisi 46 dan laporan 2020 di posisi 31.
Laporan investigasi Bank Dunia menunjukan adanya keterlibatan Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam Manipulasi peringkat Cina saat laporan EODB 2018. Skandal ini juga menyeret Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.
Keduanya disebut menekan para ekonom untuk meningkatkan peringkat Cina pada 2018. Selain Cina, hasil investigasi yang dilakukan firma hukum WilmerHale juga menunjukan adanya dugaan manipulasi untuk meningkatkan peringkat Arab Saudi (Doing Bussiness 2018), Uni Emirat Arab dan juga Azerbaijan (Doing Business 2020).
Dilansir dari The Economis, masalah kredibilitas data Bank Dunia sendiri sudah diutarakan oleh berbagai pihak yang melaporkan dugaan “penyimpangan” dalam indeks yang diterbitkan pada 2017 dan 2019, termasuk untuk Azerbaijan, Cina, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.
Kegelisahan juga muncul karena ada negara-negara yang membayar Bank Dunia untuk memberikan nasihat tentang cara menaikan peringkat Doing Bussiness. Cina, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab membayar Bank Dunia untuk memberikan nasihat untuk menaikan peringkat Doing Bussiness, yang mana dahulu dilakukan oleh staf Doing Bussiness sendiri. Layanan ini akhirnya berhenti melibatkan pejabat Doing Business pada 2019.
Tidak mengherankan jika ada negara yang ingin mengutak-atik peringkat kemudahan berusaha. Turunnya peringkat kemudahan berusaha dianggap memalukan secara politik.
Sejumlah kritikus pun menilai laporan Bank dunia kontraproduktif, dan muluk-muluk. Bahkan dalam sebuah studi pada 2015 ditemukan bahwa hampir tidak ada korelasi antara hasil Doing Bussiness dan apa yang dikatakan bisnis ketika di survey langsung oleh Bank Dunia.
Dalam laporan EODB 2020 yang terakhir dirilis Bank Dunia, Indonesia berada diperingkat 73, tak bergeser dari tahun sebelumnya. Sementara di ASEAN, Indonesia berada di urutan lima terbawah.