Kementerian Keuangan kembali menambah utang lewat lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk ritel seri SR015 dengan hasil penjualan Rp 27 triliun. Total investor mencapai 49.027 investor, hampir sepertiganya adalah generasi milenial dan gen Z.
"Ini merupakan terbesar sepanjang sejarah penerbitan SBN Ritel melalui platform e-SBN, di tengah kondisi pasar keuangan yang relatif masih belum stabil," tulis Direktorat Pembiayaan Syariah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR), Senin (21/9).
Jumlah investor SR015 sebanyak 49.027 tercatat sebagai yang terbanyak sepanjang penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) ritel online. Investor Milenial tercatat sebanyak 17.953 orang atau 36,62% dari total investor. Sementara nominal pembelian SR015 oleh milenial mencapai Rp 5,51 triliun atau 17,95% dari total penjualan. Rata-rata pembelian investor milenial mencapai Rp 306,9 juta.
Jumlah investor baru dalam lelang kali ini mencapai 14.590 atau 29,76% dari total investor dengan volume pemesanan Rp 6,04 triliun. Hampir separuh dari investor baru ini juga berasal dari generasi milenial, yakni sebanyak 6.428 investor atau 44,06%. Namun, jumlah ini sedikit di bawah capain seri sukuk ritel sebelumnya 44,37%.
Dari generasi yang lebih muda, terdapat 565 investor yang berasal dari Generasi Z atau menyumbang 1,15% dari total investor. Jumlah pembeliannya sebesar Rp 250,72 miliar atau 0,93% dari total penjualan. DJPPR mencatat, rata-rata pembelian oleh investor Generasi Z sebesar Rp 443,75 juta.
Berdasarkan profesi, sebagian besar pembeli dalam lelang SR015 merupakan investor swasta dengan nominal pembelian Rp 11,88 triliun atau 44% terhadap total penjualan. Sedangkan dari jumlah pembelian, terbanyak berasal dari pegawai swasta mencapai 16.597 investor atau 33,85% dari total investor.
Secara spasial, mayoritas pembeli berasal dari DKI Jakarta dengan jumlah 15.427 investor atau 31,47% dari total investor. Nominal pembeliannya mencapai Rp 9,43 triliun atau 39,94% dari total penjualan. Sementara keikutsertaan investor dari wilayah Indonesia Timur masih sangat minim, hanya menyumbang 0,63% dari total investor serta 0,67% dari total penjualan.
DJPPR juga mencatat jumlah investor pemula dengan nominal pembelian Rp 1 juta pada lelang kemarin sebanyak 1.700 investor. Capain ini juga cetak rekor sebagai yang terbanyak sepanjang penerbitan sukuk ritel, dibandingkan dengan SR014 sebanyak 1.575 investor, SR013 mencatat 1.629 investor dan SR012 sebanyak 933 investor. Namun secara persentase terhadap total investor, pembelian Rp 1 juta pada lelang SR015 hanya 3,47%, lebih rendah dari SR014 mencapai 4,42%, SR012 sebesar 3,64% dan SR013 sebesar 3,90%.
Penawaran SR015 dilakukan selama hampir sebulan dari 20 Agustus-15 September, selanjutnya setelmen akan dilakukan pada Rabu (22/9) dan pencatatan di BEI pada Kamis (23/9). Seri ini dilepas dengan minimum periode kepemilikan selama tiga periode imbalan, karena itu penjualan kembali di pasar sekunder baru bisa dilakukan pada 11 Desember mendatang.
SR015 merupakan sukuk ritel kedua yang diterbitkan pemerintah tahun ini, sekaligus SBN ritel keempat. Dari empat seri SBN ritel yang diterbitkan pemerintah, total utang yang dikumpulkan sudah mencapai Rp 77,20 triliun.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat, utang pemerintah sebesar Rp 6.570,17 triliun pada Juli 2021. Angka ini setara dengan 40,51% terhadap produk domestik bruto (PDB).