Pemerintah berencana kembali menarik utang baru lewat lelang Surat Utang Negara (SUN) yang akan digelar pada Selasa (12/10). Dalam lelang SUN besok, pemerintah mematok target indikatif Rp 8 triliun dan target maksimal Rp 12 triliun.
"Pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) dalam mata uang rupiah untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2021," tulis dalam keterangan resmi Direktorat Jenderap Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan yang dikutip Katadata.co.id, Senin (11/10).
Lelang akan digelar besok dengan waktu pembukaan pada pukul 09.00 WIB dan ditutup pukul 11.00 WIB. Pemerintah menetapkan tanggal setelmen dua hari usai lelang atau pada Kamis (14/10).
Pemerintah akan melepas tujuh seri SUN pada lelang besok dengan nominal per unit sebesar Rp 1 juta. SUN yang akan diterbitkan terdiri atas lima penawaran kembali untuk SUN seri obligasi negara Fixed Rate (FR) dan dua seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN) bersifat new issuance atau penawarn baru. Seri SPN yang dilepas yakni, SPN03220112 dengan tanggal jatuh tempo 12 Januari 2022 dan SPN12221013 dengan tanggal jatuh tempo 13 Oktober 2022. Keudanya dilepas dengan kupon diskonto.
Keentuan dari lima seri FR antara lain,
- FR0090 jatuh tempo 15 April 2027 dengan kupon 5,125%
- FR0091 jatuh tempo 15 April 2032 dengan kupon 6,375%
- FR0088 jatuh tempo 15 Juni 2036 dengan kupon 6,250%
- FR0092 jatuh tempo 15 Juni 2042 dengan kupon 7,125%
- FR0089 jatuh tempo 15 Agustus 2051 dengan kupon 6,875%
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia (BI). Lelang bersifat terbuka dan menggunakan metode multiple price alias harga beragam. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan.
Namun, pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang. Pemerintah menetapkan alokasi pembelian non-kompetitif pada lelang kali ini sebesar 50% dari yang dimenangkan untuk seri SPN dan 30% dari yang dimenangkan untuk seri FR.
Lelang bersifat terbuka sehingga semua investor baik investor individu maupun institusi dapat berpartisipasi dalam lelang dengan mengajukan penawaran melalui peserta lelang dealer utama. Pemerintah menunjuk 20 dealer utama yang terdiri atas empat perusahaan sekuritas dan 16 perbankan. Adapun daftar perusahaan sekuritas yang ikut lelang antara lain, Bahana Sekuritas, BRI Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Trimegah Sekuritas Indonesia.
Daftar bank peserta lelang antara lain, Citibank N.A., Deutsche Bank AG, Bank HSBC Indonesia, BCA, Bank Danamon Indonesia, Bank Maybank Indonesia, Bank Mandiri, BNI, Bank OCBC NISP, Bank Panin, BRI, Bank Permata, Bank CIMB Niaga, Bank ANZ Indonesia, Standard Chartered Bank, JP Morgan Chase Bank N.A.
Kementerian Keuangan mencatat, utang pemerintah sebesar Rp 6.625,43 triliun pada Agustus 2021. Angka ini setara dengan 40,85% terhadap produk domestik bruto (PDB). Posisi utang pemerintah pada Agustus 2021 meningkat 0,8% dibandingkan bulan sebelumnya, sedangkan secara tahunan naik 15,5%.
Komposisi utang pemerintah mayoritas berupa Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak Rp 5.792,39 triliun. Perinciannya, SBN domestik mencapai Rp 4.517,71 triliun dan SBN valuta asing (valas) Rp 1.274,68 triliun, sedangkan Rp 833,04 triliun atau 12,57% utang pemerintah berasal dari pinjaman. Dari jumlah tersebut, pinjaman sebesar Rp 12,64 triliun berasal dari dalam negeri. Kemudian, pemerintah memiliki pinjaman sebesar Rp 820,40 triliun yang berasal dari luar negeri.