Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan memulai pengetatan stimulus moneter (tapering off) paling cepat pada pertengahan November mendatang.
Risalah rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) menyebut The Fed hampir mencapai target ekonominya yang menjadi indikator untuk memulai tapering. Dengan demikian bank sentral bisa segera menormalisasi kebijakan dengan mengurangi laju pembelian aset bulanannya.
Rencana tapering akan dilakukan dengan mengurangi pembelian aset rutin sebesar US$ 120 miliar setiap bulan. Ini terdiri atas pembelian US$ 80 miliar US Treasury dan US$ 40 miliar berupa sekuritas berbasis hipotek.
Menurut risalah rapat tersebut, The Fed akan mengurangi pembelian aset sebesar US$ 15 miliar. Ini terdiri atas US$ 10 miliar di US Treasury dan US$ 5 miliar di sekuritas berbasis hipotek. Setelah mengurangi secara bertahap, bank sentral kemudian akan mengakhiri pembelian aset tersebut mulai pertengahan tahun 2022.
“Proses pengurangan dapat dimulai pada kalender pembelian bulanan yang dimulai pada pertengahan November atau pertengahan Desember,” demikian tertulis dalam risalah rapat tersebut yang dikutip dari CNBC, Kamis (14/10).
Sementara itu, The Fed rencananya akan kembali menggelar pertemuan FOMC pada 2-3 November mendatang. Pasar sebelumnya mengantisipasi bank sentral akan mengumumkan rencanan tapering pada pertemuan bulan lalu dan memulainya bulan ini.
Presiden The Fed St. Louis James Bullard adalah salah satu anggota komite FOMC. Bullard pada awal pekan ini mengatakan pengurangan harus lebih agresif. Ia menyatakan The Fed bahkan perlu menaikkan suku bunga lebih cepat yakni mulai tahun depan untuk menangani inflasi yang memanas. Seperti diketahui, The Fed mempertimbangkan kondisi tenaga kerja dan inflasi untuk memulai tapering, baik pengurangan pembelian aset maupun kenaikan suku bunga.
Pada pertemuan FOMC September, komite memberikan suara bulat untuk mempertahankan suku bunga pinjaman jangka pendek acuan bank sentral pada 0%-0,25%. Kendati demikian, dari pertemuan tersebut diketahui separuh dari anggota komite melihat kenaikan suku bunga dapat dilakukan mulai tahun depan. Pasar mengantisipasi The Fed akan memulai kenaikan suku bunga setelah pembelian aset berakhir. Artinya, kemungkinan dimulai kuartal III 2021, ini lebih cepat dari perkiraan awal akan dilakukan pada tahun 2023.
Gubernur The Fed Jerome Powell berulang kali memperingatkan bahwa pengurangan pembelian aset tidak ada hubungannya dengan rencana kenaikan suku bunga. Kendati demikian, ia juga mengakui bahwa inflasi yang tinggi mungkin akan bertahan lebih lama. Padahal beberapa bulan lalu ia sempat berusaha menenangkan pasar bahwa inflasi mungkin hanya bersifat sementara.
"Ini membuat frustasi melihat kemacetan dan masalah rantai pasok yang tidak membaik, bahkan marginnya mungkin menjadi sedikit lebih buruk," kata Powell dalam sebuah panel diskusi yang digelar bank sentral Eropa (ECB) akhir bulan lalu.
Kekhawatiran serupa juga disampaikan pejabat bank sentral lainnya. Komite FOMC pada pertemuan September lalu sepakat untuk menaikkan proyeksi inflasi inti tahun ini menjadi 3,7%, dari semula diperkirakan di level 3%.