Pemerintah resmi menggantikan Italia untuk menjalankan Presidensi G20 untuk setahun ke depan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkap jabatan ini akan menguntungkan, salah satunya akan memberi tambahan US$ 533 juta atau setara Rp 7,6 triliun (kurs Rp 14.280 per US$) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan menggelar kurang lebih 150 pertemuan. Selain pertemuan kepala negara, menteri keuangan dan gubernur bank sentral, agenda G20 juga akan diisi banyak agenda tambahan, termasuk seminar internasional. Sebagian besar akan digelar secara offline di Bali sehingga bisa dipastikan akan menarik banyak pengunjung.
"Dampak dari Indonesia menjadi tuan rumah dari G20 ini akan meningkatkan konsumsi domestik sebesar US$ 119,2 juta atar Rp 1,7 triliun, dan juga menciptakan tambahan US$ 533 juta ke PDB kita," kata Sri Mulyani dalam acara International Conference Road To Indonesia G20 Presidency 2022, Kamis (11/11).
Selain itu, perhelatan G20 juga akan berdampak pada sektor tenaga kerja. Sedikitnya akan ada tambah 33 ribu pekerja baru untuk mendukung acara tersebut.
Selain dari sisi nilai ekonomi dan tenaga kerja, pertemuan G20 juga diharap bisa menjadi ajang bagi Indonesia untuk memamerkan berbagai reformasi yang sudah dilakukan. Sri Mulyani bakal memamerkan dua beleid baru besutannya, yakni Undang-Undang Harmonisasi Peraturan perpajakan (UU HPP), serta RUU hubungan keuangan daerah dan pusat.
"Presidensi G20 ini akan menjadi forum yang menjanjikan untuk menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia selama pandemi, dan di sisi lain secara bersamaan kita juga mampu melanjutkan reformasi struktural," kata Sri Mulyani.
Asisten Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kementerian Koordinator Bidang Perkeonomian Ferry Ardiyanto mengatakan, terdapat juga beberapa keuntungan tidak langsung lainya yang dapat diperoleh Indonesia dari penyelenggaraan presidensi G20. Pertama, presidensi G20 memungkinkan Indonesia membangun sinergi dan kerja sama internasional untuk menarik dukungan global terhadap pemulihan ekonomi domestik.
"Kedua, dengan menjadi tuan rumah G20, akan menentukan posisi Indonesia setelah krisis ekonomi, termasuk dalam stabilitas sistem keuangan global," kata Ferry dalam acara yang sama dengan Sri Mulyani.
Ketiga, menjadi ajang untuk pamer keberhasilan Indonesia. UU Cipta Kerja menjadi salah satu andalan yang bakal dipamerkan selain dari reformasi di bidang keuangan yang dibuat Sri Mulyani.
Keempat, internalisasi kepentingan pemerintah, salah satunya agenda terkait pengembangan sumber daya manusia. Beberapa topik yang juga penting bagi Indonesia dan relevan dibahas dalam pertemuan G20 yakni terkait membangun sistem kesehatan untuk mempersiapkan pandemi berikutnya.
Indonesia resmi melanjutkan estafet presidensi G20 dari Italia terhitung 31 Oktober lalu. Adapun berbagai agenda akan dimulai awal Desember mendatang hingga akhir Oktober 2022.
G20 merupakan kelompok 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Keanggotaanya terdiri atas 19 negara dan satu Uni Eropa. Negara-negaar yang masuk kelompok ini menyumbang 85% terhadap PDB dunia, 75% terhadap perdagangan internasional , 80% investasi dunia serta dua pertiga dari total populasi dunia.
Dalam rangka mendukung kampanye penyelenggaraan G20 di Indonesia, Katadata menyajikan beragam konten informatif terkait berbagai aktivitas dan agenda G20 hingga berpuncak pada KTT G20 November 2022 nanti. Simak rangkaian lengkapnya di sini.