Komisi XI Setujui Anggaran Pengeluaran BI Tahun Depan Rp 14,2 T

Donang Wahyu|KATADATA
Komisi XI DPR RI menyetujui postur anggaran tahunan BI pada Senin (29/11).
Penulis: Agustiyanti
29/11/2021, 16.08 WIB

Komisi XI DPR RI menyepakati anggaran operasional pengeluaran Bank Indonesia pada tahun depan sebesar Rp 14,29 triliun. Sementara penerimaan operasional bank sentral ditargetkan mencapai Rp 28,41 triliun. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, penerimaan operasional terdiri dari penerimaan hasil pengelolaan aset valuta asing, operasional kegiatan pendukung, dan penermaan administrasi. Penerimaan dari hasil pengelolaan aset valas ditetapkan sebesar Rp 28,35 triliun, naik 2,4% dari target tahun ini. Sebagian besar dari penerimaan ini bersumber dari penerimaan surat-surat berharga.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penerimaan operasional akan terus dioptimalkan sekalipun ketidakpastian pasra keuangan global masih membayangi. Perubahan di yield obligasi global serta pergerakan nilai tukar tentu akan mempengaruhi penerimaan BI dari sisi pengelolaan cadangan devisa.

"Caranya dengan meningkatkan spread, itu yang coba kita reform dalam pengelolaan cadangan devisa yang sudah kami lakukan," kata Perry dalam Rapat Kerja Komisi XI dengan BI, Senin (29/11).

Adapun penerimaan dari operasional kegiatan pendukung ditargetkan sebesar Rp 5,3 miliar, turun 77,61% dari anggaran tahun ini. Sementara penerimaan administrasi, ditetapkan sebesar Rp 53,2 miliar, juga turun 58,95% dibandingkan tahun ini.

Di sisi lain, pengeluaran BI ditetapkan naik dibandingkan alokasi tahun lalu Rp 12,23 triliun. Anggaran pengeluaran BI tahun depan terdiri atas tujuh komponan

  1.  Gaji dan penghasilan lainnya sebesar Rp 4,27 triliun
  2.  Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) sebesar Rp 3,41 triliun
  3.  Logistik Rp 1,96 triliun
  4.  Penyelenggaraan operasional kegiatan pendukung Rp 1,9 triliun
  5.  Program sosial BI dan pemberdayaan sektor riil dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebesar Rp 1,13 triliun
  6.  Pengeluaran untuk pjak Rp 1,2 triliun
  7.  Cadangan anggaran untuk tambahan pengeluaran di enam pos sebelumnya sebesar Rp 348 miliar.

Perry mengatakan, belanja pegawai tetap menjadi yang terbesar dari komponen lainnya sebagai upaya bank sentral agar sejalan dengan praktik pasar. Menurutnya, anggaran jumbo ini dipakai untuk memberi dukungan agar pegawai BI tetap memberikan hasil yang maksimal dan tidak kalah bersaing dengan industri.

"Termasuk juga manajemen SDM memang ada kenaikan besar 2022, karena ada tindak lanjut temuan BPK berkiatan dengan tunjangan kesehatan pascakerja. Ini untuk memberikan kesetaran antara yang pegawai (yang bergabung) sebelum 1 Januari 2015, dan sesudah periode itu yang belum menerima tunjangan kesehatan," kata Perry.

Dia mengatakan berbagai.,  belanja bank sentral tahun depan juga akan dipakai untuk mendukung bauran kebijakan. Adapun dari hasil rapat tersebut juga ditetapkan tujuh arah kebijakan strategis ATBI 2022, sebagai berikut.

  1. Kebijakan moneter diarahkan untuk tetap menjaga stabilitas dengan mendukung pemulihan ekonomi nasional
  2. Melanjutkan kebijakan makroprudensial longgar untuk meningkatkan kredit
  3.  Memperluas digitalisasi sistem pembayaran untuk mempercepat integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital
  4.  Mengakselerasi pasar keuanggan untuk penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter
  5.  Mendukung pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah
  6.  Mensuskeskan agenda G20 Indonesia dan terus mendorong kerja sama internasional
  7.  Memperkuat bauran kebijakan kelembagaan yang diarahkan untuk membangun kinerja unggul
Reporter: Abdul Azis Said