PPKM Kian Longgar, Keyakinan Konsumen November Tertinggi Sejak Pandemi

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/hp.
Ilustrasi. Indeks Keyakinan Konsumen November merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020 atau sebelum pandemi Covid-19 yang mencatat indeks 121,7 poin.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
8/12/2021, 11.09 WIB

Bank Indonesia (BI) melaporkan optimisme konsumen terhadap perekonomian semakin meningkat seiring Penerapan Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang makin longgar. Ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada November yang kembali naik menjadi 118,5 poin dari 113,4 poin pada bulan sebelumnya.

Pembacaan indeks di atas 100 mengindikasikan konsumen semakin optimistis. Sebaliknya, indeks di bawah 100 mengindikasikan pesimime. IKK November merupakan yang tertinggi sejak Januari 2020 atau sebelum pandemi Covid-19 yang mencatat indeks 121,7 poin. Kasus pertama Covid-19 di Indonesia pertama kali diidentifikasi pada Maret 2020.

"IKK meningkat pada seluruh kategori pengeluaran dan kelompok usia responden. Sementara secara spasial, IKK meningkat di sebagian besar kota yang disurvei, tertinggi di Pontianak, diikuti oleh Palembang dan Mataram," kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resminya, Rabu (8/12).

BI mencatat, semua kelompok pengeluaran menunjukkan optimisme yang semakin kuat. Indeks tertinggi terutama pada kelompok pengeluaran di atas Rp 5 juta. Begitu juga dari semua kelompok usia juga menunjukkan optimisme yang semakin kuat dengan indeks tertinggi pada kelompok usia 31-40 tahun.

Erwin mengatakan, penguatan keyakinan konsumen bulan lalu terutama didorong perbaikan dari persepsi konsumen terhadap kondisi saat ini. Ini tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) bulan November sebesar 99,2 , kenaikan dari 91,8 pada bulan sebelumnya.

"Peningkatan tersebut sejalan dengan terus membaiknya aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat sejalan meningkatnya mobilitas seiring berlanjutnya pelonggaran pembatasan mobilitas," kata Erwin.

IEK merepresentasikan persesi konsumen terhadap kondisi ekonomi bulan November dibandingkan enam bulan yang lalu. Adapun IEK ini terdiri atas tiga komponen, yakin indeks penghasilan saat ini, ketersediaan lapangan kerja dan pembelian durable goods. Ketiga komponen menunjukkan kenaikan sekalipun dua indeks masih tertahan di zona pesimis.

Indeks penghasilan saat ini tercatat 108,3 poin, naik dari 100,5 pada bulan Oktober. Ini mengindikasikan bahwa konsumen semakin optimistis. Indeks ketersediaan lapangan kerja juga naik dari 86,6 menjadi 96,3. Kemudian indeks pembelian durable goods atau barang tahan lama juga naik meski masih di zona pesimis, yaitu dari 88,4 menjadi 93 poin.

Secara spasial, IKE terpantau menguat di hampir seluruh kota yang disurvei dengan peningkatan tertinggi di kota Pontianak 26,5 poin, diikuti Palembang 23,8 poin dan Mataram 23,0 poin.

Sejalan dengan membaiknya persepsi konsumen terhadpa kondisi ekonomi saat ini, optimisme konsumen terhadap perkiraan kondisi ekonomi enam bulan ke depan juga terpantau menguat. Ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) bulan November sebesar 137,8 , meningkat dari 134,9 poin pada bulan sebelumnya.

Penguatan pada ekspektasi konsumen terjadi di semua komponen. Indeks ekpekstasi penghasilan naik dari 136,7 menjadi 137,9 poin. Indeks ketersediaan lapangan kerja dari 133,4 menjadi 134,9 poin. Indeks ekspektasi kegiatan usaha juga naik dari 134,7 menjadi 140,7 poin.

Secara spasial, IEK November 2021 tercatat meningkat di mayoritas kota yang disurvei. Kenaikan tertinggi di Pontianak 24,3 poin, diikuti Padang 18,2 poin dan Bandar Lampung 8 poin.

Reporter: Abdul Azis Said