Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada November mencapai US$ 22,84 miliar, naik 3,69% dibandingkan bulan lalu atau melesat 49,7% dibandingkan November 2020. Kinerja ekspor ini kembali memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah yang dicatatkan pada Oktober lalu meski kinerja ekspor ke Cina mencatatkan penurunan.
Kepala BPS Margo Yuwono menjelaskan, ekspor migas mencapai US$ 1,33 miliar, melonjak 29,95% secara bulanan atau 74,8% secara tahunan. Sedangkan ekspor nonmigas naik 2,4% secara bulanan atau 48,38% secara tahunan mencapai US$ 21,51 miliar.
“Kinerja ekspor secara total selalu berada di atas tahun 2019 dan 2020. Harapannya, ekspor akan terus meningkat sehingga mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ujar Margo dalam konferensi pers, Rabu (14/12).
Ekspor pada November berhasil meningkat meski kinerja ekspor ke Cina mencatatkan penurunan. Margo menjelaskan,
"Komoditas ekspor ke Cina yang turun cukup besar adalah besi dan baja, diikuti bahan bakar mineral," katanya.
Penurunan ekspor juga terjadi untuk tujuan Taiwan US$ 215,9 juta, Mesir US$ 129,5 juta, Bangladesh US$ 89,9 juta, dan Pakistan US$ 77,1 juta.