Nilai tukar rupiah dibuka menguat tipis 0,02% ke level Rp 14.359 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Namun, rupiah berbalik melemah di tengah tekanan rencana percepatan tapering off oleh Bank Sentral AS, The Federal Reserve yang akan dibarengi pengetatan moneter bank sentral utama dunia lainnya.
Mengutip Bloomberg, rupiah melemah ke Rp 14.384 pada pukul 10.15 WIB. Ini semakin jauh dari posisi penutupan kemarin Rp 14.362 per dolar AS.
Mata uang Asia lainnya bergerak bervariasi. Pelemahan juga dialami yen Jepang 0,03%, dolar Taiwan 0,06%, won Korea Selatan 0,13%. Sementara penguatan pada dolar Hong Kong 0,01%, peso Filipina 0,02%, rupee India 0,18%, ringgit Malaysia 0,01% dan bath Thailand 0,1%. Dolar Singapura dan yuan Cina stagnan.
Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah masih akan tertekan mendekati Rp 14.400 per dolar AS hari ini, dengan potensi penguatan di kisaran Rp 14.340 per dolar AS. Tekanan pada nilai tukar masih terimbas langkah bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed) mempercepat tapering off.
"Kebijakan pengetatan moneter The Fed masih menjadi sentimen pelemahan rupiah, yakni percepatan tapering off dan kenaikan suku bunga acuannya tahun depan," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Jumat (17/12).
The Fed memulai tapering off berupa pengurangan pembelian aset sejak akhir bulan lalu. Bank sentral terbesar dunia itu mengurangi pembelian aset senilai US$ 15 miliar per bulan dari pembelian rutinnya US$ 120 miliar.
Namun, pembuat kebijakan The Fed kemudian sepakat menggandakan pengurangan pembelian tersebut menjadi US$ 30 miliar mulai bulan depan. Ini berarti tapering off bisa diakhiri lebih cepat, yakni Maret 2022,dari rencana awal pada Juni tahun depan.
Seiring percepatan tapering off, pejabat The Fed juga mengatakan mereka memperkirakan untuk mulai menaikkan suku bunga pada 2022. Kenaikannya kemungkinan hingga tiga perempat poin persentase atau 0,75% yang berpotensi direalisasikan pada paruh kedua.
Pengumuman tapering off The Fed ini datang bersamaan dengan langkah bank sentral besar lainnya yang juga segera memperketat kebijakan moneternya. Bank sentral Inggris (BOE) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan, sedangkan bank sentral Eropa (ECB) akan mengurangi pembelian asetnya seperti yang dilakukan The Fed.
BOE menjadi bank sentral utama dunia yang pertama kali menaikkan suku bunga selama pandemi yakni dari 0,1% menjadi 0,25%. Langkah ini untuk meredam kenaikan inflasi yang mencapai 5,1% pada November.
Sementara bank sentral Eropa mengumumkan akan mengakhiri pembelian asetnya melalui Program Pembelian Darurat Pandemi (PEPP) yang bernilai 1,85 triliun euro pada Maret 2022. Pembelian akan dikurangi secara moderat mulai awal tahun depan. Namun setelah pembelian tersebut diakhiri, ECB akan menggandakan pembelian aset regulernya dari 20 miliar euro per bulan menjadi 40 miliar euro pada kuartal kedua.
Dari dalam negeri, tekanan terhadap rupiah juga masih dipengaruhi sentimen penyebaran virus Covid-19 varian Omicron. "Kekhawatiran pasar soal Omicron dan penularan Covid-19 yang masih tinggi di Dunia juga memberikan tekanan ke rupiah.
Pemerintah sebelumnya resmi mengumumkan kasus Omicron pertama di Indonesia pada Rabu (15/12). Kasus tersebut ditemukan dari seorang pekerja pembersih di Rumah Sakit Wisma Atlet yang terinfeksi
Budi mengatakan sampel diambil dari tim di Wisma Atlet pada 8 Desember. Sampel lalu dikirimkan ke Kemenkes untuk dilakukan Whole Genome Sequencing (WGS) dan hasilnya ada satu orang yang terdeteksi Omicron.
“Ada tiga terkonfirmasi positif, satu orang positif Omicron,” kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis (16/12).
Petugas tersebut juga tidak mengalami gejala seperti pilek dan batuk. Hasil tes PCR kedua petugas pembersih itu juga telah menunjukkan hasil negative Covid-19. Selain itu Budi mengatakan ada lima orang yang berstatus probable Omicron. Mereka terdiri dari dua WNI yang pulang dari AS serta tiga WN Cina yang tiba di Manado.