Rupiah Perkasa ke 14.214/US$ Tak Gentar dengan Transmisi Lokal Omicron

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. Rupiah sempat menyentuh level terendahnya hari ini di posisi Rp 14.209 pada pukul 13.52 WIB, menguat dari posisi penutupan kemarin Rp 14.229 per dolar AS
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
28/12/2021, 16.58 WIB

Nilai tukar rupiah ditutup menguat 0,11% ke level Rp 14.214 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot sore ini. Rupiah mampu menguat meski pemerintah baru melaporkan temuan transmisi atau penularan lokal dari varian Covid-19 Omicron.

Dampak pengumuman kasus transmisi lokal tampaknya tidak signifikan. Mengutip Bloomberg, rupiah sempat menyentuh level terkuat Rp 14.209 pada pukul 13.52 WIB, kemudian bergerak melemah tipis menjelang penutupan. Namun posisi penutupan rupiah hari ini masih lebih dari kemarin Rp 14.229 per dolar AS.

Mata uang Asia lainya bergerak bervariasi. Yen Jepang menguat 0,04%, bersama dolar Singapura 0,18%, dolar Taiwan 0,16%, rupee India 0,38%. Sementara Bath Thailand melemah 0,01% bersama won Korea Selatan 0,12% dan peso Filipina 0,44%. Adapun dolar Hong Kong, yuan Cina dan ringgit Malaysia tak bergeming.

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, laporan pemerintah terhadap temuan transmisi lokal Omicron tidak berpengaruh ke rupiah. Hal ini karena pasar melihat Omicron merupakan varian yang memiliki tingkat keparahan ringan sekalipun lebih mudah menular.

Pemerintah resmi mengumumkan adanya penularan atau transmisi lokal Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Pasien tersebut merupakan pria 37 tahun dan tidak memiliki riwayat perjalanan luar negeri.

Pasien tersebut berasal dari Medan dan tiba di Jakarta pada 6 Desember. Pada 17 Desember ia mengunjungi salah satu restoran di SCBD, Jakarta Selatan dan menjalani rapid tes antigen pada 19 Desember. Hasilnya menunjukkan positif Covid-19.

Saat ini, terdapat total 47 kasus Omicron di Tanah Air. Kemenkes sebelumnya melaporkan tambahan positif Covid-19 varian Omicron sebanyak 27 kasus pada Minggu ini (26/12), sebagian besar berasal dari para pelaku perjalanan internasional.

Meski demikian, Ibrahim juga memberikan catatan bahwa pasar tampaknya mulai kembali mencermati penyebaran Omicron. Hal ini setelah sejumlah negara terutama di Eropa mencatatkan kasus harian Covid-19 tinggi beberapa hari terakhir. Inggris dan Perancis kompak melaporkan kasus positif Covid-19 melampaui 100 ribu pada akhir pekan lalu.

Di sisi lain,  ia juga mengatakan sentimen penguatan rupiah masih datang dari dalam negeri setelah adanya laporan penerimaan pajak tahun 2021 yang berhasil mencapai target. Realisasi penerimana pajak berhasil melampaui 100% setelah 12 tahun terakhir terus mengalami shortfall atau gagal mencapai target.

"Pasar merespon positif terhadap pemerintah tentang penerimaan pajak yang telah memenuhi target yang diamanatkan dalam APBN 2021, dan bahkan masih akan ada kenaikan hingga penutupan di tanggal 31 Desember," kata Ibrahim.

Kementerian Keuangan melaporkan penerimaan pajak hingga 26 Desember sebesar Rp 1.231,87 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 100,19% dari target APBN 2021. Pemerintah terakhir kali berhasil mencapai target penerimaan pajak pada tahun 2008.

Reporter: Abdul Azis Said