Laju Ekonomi Digital Indonesia Dinilai Belum Sejahterakan Masyarakat

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aww.
Ilustrasi. Nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 70 tahun ini, naik 49% dibandingkan tahun lalu.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
29/12/2021, 16.35 WIB

Indonesia ikut menikmati akselerasi digitalisasi ekonomi selama pandemi Covid-19. Namun, pengamat memperingatkan akselerasi ini belum tertransmisi pada kesejahteraan masyarakat, tercermin dari pendapatan per kapita yang justru anjlok.

Ekonom Senior CORE Indonesia Hendri Saparini mengatakan digitalisasi, cenderung mendorong sejumlah negara maju bisa menikmati kenaikan produk domestik bruto (PDB). Namun, tidak semua dapat mengalaminya. Ia menyebut Indonesia dan India tidak mengalami perubahan pendapatan per kapita sekalipun digitalisasi melesat di dua negara tersebut.

"Beberapa negara peningkatan penetrasi internet tidak berpengaruh terlalu signifkan terhadap peningkatan pendapatan per kapita, misalnya di Indonesia justru turun tadinya masuk upper-midlde income menjadi lower middle," kata Hendri dalam diskusi dengan media, Rab (29/12).

Data Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan bertajuk e-Conomy SEA 2021 menunjukkan nilai ekonomi digital Indonesia mencapai US$ 70 tahun ini, naik 49% dibandingkan tahun lalu. Nilainya kemudian melompat menjadi US$ 146 miliar pada 2025, lalu naik lagi menjadi US$ 330 miliar pada 2030.

Di sisi lain, Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia pada kelompok negara berpendapatan menengah bawah pada tahun ini. Resesi ekonomi membuat PDB per kapita Indonesia turun dari US$ 4.050 menjadi US$ 3.870.

Hendri menilai akselerasi digital di Indonesia cenderung tumbuh di sektor hiburan dan sosial sehingga tak tertransmisi ke pendapatan per kapita. Survei Bank Dunia dan Statsita menunjukkan, dua dari tiga alasan masyarakat menggunakan internet di Indonesia yakni untuk hiburan dan games.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said